Lihat ke Halaman Asli

Sosok Itu Ternyata Kamu

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekilas Menatap nya tak ada pancaran yang menarik dari paras nya, hanya sebatas lelaki berkulit hitam dengan isi otak yang gila penuh kejutan yang sangat cinta dengan alam. Entah Tuhan sedang tidur atau melamun ketika ia mengikat benang perjodohan di antara kita berdua. Karena jika di bandingkan dengan diriku yang masih banyak kekurangan dan si kepala batu ini, buatku dia begitu berharga, begitu istimewa.

Tidak berlebihan jika ku katakan hal tersebut, Mari ku beberkan sedikit tentang kehebatan nya baik di keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kampus bahkan hingga ke lingkungan Relawan. Lingkungan Relawan Baja R.Z yang telah mempertemukan kita. Di mulai dari keluarga kecilnya yang berada di ibukota propinsi Debus ini, ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Entah seperti apa sosok  ayah dan ibu nya yang pasti mereka begitu hebat hingga bisa mendidik seorang anak lelaki setangguh dan setenang dia. Di keluarga nya dia memiliki porsi istimewa di mata ibu maupun kakak adik nya, dari nya lah aku terkadang belajar banyak arti sebuah keluarga dan arti bentuk kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain. Mungkin sekilas dari tampak luar dia seperti lelaki kasar tapi justru jauh di dalam kepribadian nya ia adalah sosok yang lembut dan penyayang.

Itu jika di rumah dan di sekolah maupun di kampus dia cukup di kagumi dan cukup di cemooh karena ide gila nya..hehehe..dia memang pribadi yang cukup menarik isi otak nya, dari sanalah pancaran aura dalam diri nya terpancar cukup besar melalui isi otak nya.

Jauh sebelum pertemuan kita, aku pernah berdoa meminta lelaki yang tangguh yang akan jadi pendamping dan partner hidup ku plus dia mampu mendaki gunung, entah tertular dari teori siapa..yang pasti aku selalu mengagumi para pendaki gunung itu, mungkin karena mendaki merupakan sebuah impian yang belum bisa ku wujudkan sejak lama.

jadi para gembel alam liar itu begitu menarik di mata ku, dengan kulit yang hitam legam, badan kurus, tas carriel yang sangat tinggi di pundak nya, gaya mereka selalu tertanam dalam benak ku,,,teori gila memang, hanya aku yang menerapkan nya,,hehe.

Sebenarnya kelak ketika hari ijabkabul itu tiba pasti akan banyak yang tertegun kaget atas pernikahan kita, hehe..pernikahan beda angkatan.. cukup jauh loncatan angkatan kita berdua, 2005 & 2008… ya walaupun secara umur kita berdua hanya berbeda satu tahun.

Tapi tentu aku selalu berdoa, agar wajah ku selalu terlihat lebih muda dari nya, hehehe..always beauty forever..

Cepat dan segera… dua kata yang memiliki makna berbeda, tapi entah mengapa aku begitu cepat nya yakin pada nya, hanya dalam hitungan bulan aku siap untuk menerima dia yang entah datang dari belahan bumi mana.. keyakinan itu datang setelah ku bawa dalam shalat istikharah ku, semakin rajin shalat semakin yakin ini bertambah..ada yang aneh memang,,entah memang sudah jodoh dengan nya atau aku yang salah dalam shalat ku..hehe..entahlah,, yang ku yakini bahwa Allah akan selalu benar & selalu memberi yang terbaik buat ku. Dan dia dalah satu yang terbaik dari semua hal baik yang aku dapat setelah kepulangan ku dari Jakarta bulan Ramadhan tahun lalu. Masa lalu yang menjadi pelajaran untuk Masa depan.

Ketertarikan pada nya jauh hari sudah ku miliki tanpa ia mampu sadari, semua berjalan secara natural. Menyukai nya seperti bermimpi di siang bolong, menyisipkan nama nya dalam tiap doa di malam malam ku adalah sebuah doa yang mengawang di angkasa yang entah kapan bisa tiba di langit ke tujuh, itulah isi pikiran ku ketika berdoa untuk nya bahkan dalam keadaan setengah pesimis aku pun pernah berdoa agar Allah menghapuskan saja rasa yang tertanam di dalam hati ku saat itu.

Tapi seperti yang aku katakan sebelumnya Allah seperti nya saat ini sedang tertidur atau melamun karena mengikatkan hati kita berdua. Hingga tiba saat nya kelak hari suci itu datang seperti nya baru saat itulah aku sadari bahwa aku tidak sedang bermimpi atau berpikir bahwa Tuhan sedang melamun atau tertidur. Hehe..

Aku yang bersyukur dan engkau yang bersabar

(Ema Prihatin_Sept 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline