Kesunyian sejati merupakan keheningan lahir batin, dan keadaan ini dapat membawa kita kedalam "demensi" lain, diatas suka dan duka. Sedangkan merasa kesepian itu lain lagi. Merasa kesepian merupakan rasa rindu akan seseorang atau sesuatu, dan hal ini mendatangkan siksa didalam batin, merasa ditinggalkan, merasa kesepian, dan merasa tidak ada yang mempedulikan, membuat hati merasa nelangsa dan hidup seolah tiada artinya. Padahal orang hidup harus "berani sendiri", karena sebab akibat berada dalam diri sendiri, segala tanggung jawab juga harus dipikul sendiri. Hidup tidak bisa digantungkan kepada siapapun selain kepada Sang Maha Pencipta, akhirnya kalau nyawa sudah meninggalkan badan, setiap setiap orang juga sendirian, sendiri menghadapi maut, tidak ditemani siapapun juga. Karena itu diwaktu masih hidup harus berani bersunyi diri, berhening-hening, karena hanya dengan keheningan lahir batin inilah dapat ditemukan apa yang selalu dicari-cari orang, yakni kebahagiaan. Keheningan yang kosong tanpa diisi ingatan apupun sehingga kenangan tidak sempat masuk sehingga hati, akal pikiran dijauhkan dari kenangan pahit maupun manis, berada diatas suka dan duka, tidak dipengaruhi oleh suka dan duka dan segala perasaan lain, disitulah letaknya kebahagiaan. Kebahagiaan selalu berada didalam dan diluar diri kita dan hanya orang yang berada dalam keheningan yang dapat merasakan itu. Biasanya, hidup kita bergelimang nafsu daya rendah yang menimbulkan segala macam perasaan, dan dalam keadaan seperti itu tak akan nampak meski hanya bayangannya. Ia begitu nampak dekat, namun begitu jauh. Sudah ada dan bahkan menyatu dengan diri, namun masih dicari-cari, semua ini akibat ulah nafsu daya rendah manusia yang berusaha menguasai diri. Hanya orang yang berada dalam keheninganlah yang berdekatan dengan Tuhannya yang Maha Kasih, kesadaran dirinya selalu dipenuhi kekuasaan Allah, bahkan setiap detak jantung menyebut nama-Nya dengan penuh kepasrahan, penuh penyerahan, tunduk dan taat akan segala kehendak-Nya. ::::: sekedar ngumpulin dari bacaan jaman dulu :::::::::::::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H