Lihat ke Halaman Asli

Kelola Pendapatan Tak Pasti dengan Bank Syariah

Diperbarui: 27 Oktober 2017   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabungan Receh dan Majalah Tujuan Wisata. Dokpri

Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menikmati hasil kerja kerasnya. Tentu dengan membelanjakan sebagian dari apa yang dihasilkan, misalnya dengan membeli properti, kendaraan, barang elektronik, atau bahkan wisata. Bagaimana dengan Anda?

Benjamin Franklin bilang, "Tragedi dalam kehidupan adalah saat kita terlalu cepat menjadi tua, namun terlambat untuk jadi bijaksana."

Hmmmmm, tragedi tua? Oh, no! Sebagai perempuan saya sangat menghindari cepat tua. Iya, bukankah begitu kebanyakan perempuan? Saya punya resepnya untuk menghindari tragedi itu. Tentunya dengan merencanakan dan menikmati hidup sesuai dengan passion.     

Agar kerja tak sia-sia, wisata adalah salah satu cara saya untuk menikmatinya. Namun, hal ini justru sering dijadikan tuduhan orang tua kepada saya. "Dolannya dikurangi, saatnya mikir masa depan," kira-kira begitu ucap Mama dan Papa ketika tahu saya melakukan perjalanan berhari-hari ke luar kota.

Sebagai traveler bayaran, tak mudah bagi saya memahamkan kepada orang tua bahwa keuangan saya aman dan terkendali. Indikator mereka hanya satu, saya pulang dengan barang baru yang menurut mereka tentu perlu banyak rupiah untuk membawanya pulang. Pokoknya yang tertangkap hanya wisata dan hura-hura.Padahal menurut saya wisata aka bekerja. Ya, bagaiamana lagi "traveler bayaran" harus pandai menikmati dan menerima penderitaan dalam waktu bersamaan. Kadang, hanya minum kopi dan makan sepotong roti. Pergi ke luar kota tak cocok dengan kuliner yang ada. Dibilang wisata tapi menghadap netbook terkoneksi internet demi memandangi MDA (Meta Data Analys).

Tak banyak orang tahu itu dan tidak perlu tahu. Biarlah media sosial mencitrakan wisata bahagia, gembira dan ceria yang terpampang nyata. Berdarah-darahnya tak perlu. Kira-kira begitu cara saya menikmati hasil kerja.

Rahasia mengelola pendapatan

Sebelum Benjamin Franklin mengolok-olok saya karena terlambat bijaksana, maka saya memiliki beberapa strategi dalam mengelola pendapatan. Ada benarnya juga yang dikatakan orang tua saya "mulailah memikirkan masa depan." Wisata memang kadang membuat saya lupa untuk itu saya harus bijak dalam mengelola pendapatan.

"Seberapa, sih gajimu kok wisata melulu?" selididk beberapa teman pada saya.

Pekerjaan utama saya adalah pekerja teks komersial yang punya hobi berburu wisata gratisan yang kemudian dijual. Jadilah saya dijuluki traveler bayaran. Hehehe.Jelas pekerjaan saya ini tidak menjanjikan kepastian setiap bulannya. Saya harus pandai mencari peluang pekerjaan yang bisa saya kerjakan dalam waktu beberapa hari dan hasilnya untuk sebulan atau dua bulan ke depan. Ini prinsip.

Nah, saya harus ketat pada diri saya dalam mengatur keuangan. Salah satunya dalam hal menyimpan sebagian pendapatan untuk masa depan dengan memanfaatkan beberapa produk bank yang kiranya menguntungkan saya dalam mengelola keuangan yang tak pasti ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline