Gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 secara resmi ditutup oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Presiden World Water Council pada tanggal 24 Mei. Gelaran internasional tersebut diikuti oleh lebih dari 150 negara selama 6 hari mulai 20 hingga 25 Mei 2024.
Indonesia menorehkan sejarah dalam WWF ke-10, tak hanya dari sisi jumlah partisipan namun juga dari Deklarasi Menteri dan dukungan multi pihak yang dihasilkan. Deklarasi Menteri ini mencakup ringkasan proyek dan tindakan konkrit untuk 113 proyek air dan sanitasi senilai USD 9,4 Miliar. Proyek yang masuk dalam compendium deliverables tersebut didukung oleh 33 negara dan 53 organisasi internasional. Salah satu gebrakan dari Pemerintah Indonesia yaitu usulan untuk pencanangan Hari Danau Sedunia ke PBB, pembentukan Center of Excellence for Water and Climate Resilience, pengarusutamaan pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil, dan berbagai inisiatif lainnya.
Mengusung tema "Water for Shared Prosperity", terdapat 6 sub-tema yang diusung dalam forum 3 tahunan ini antara lain Water Security and Prosperity , Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance dan Knowledge and Innovation. WWF tak hanya mengupas masalah substansi namun juga mengelaborasi proses tematik, regional dan politik.
Secara global, lebih dari dua miliar orang tidak mendapatkan akses air minum yang aman, dan lebih dari 3,5 miliar orang tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi. Buku ini mengajak pembaca untuk mengeksplorasi hubungan antara air, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan bersama. Dipublikasikan oleh The World Bank dan pemerintah Indonesia, buku ini merupakan sintesis dari tema besar WWF 2024 yaitu air untuk kesejahteraan bersama. Penulis mengajak pembaca untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai krisis air dari beragam dimensi.
Ilustrasi indah dari Yoga Iman Gunawan menghiasi sampul buku, melukiskan dengan elok bagaimana masyarakat Bali merawat air melalui kearifan lokal. Penulis utama Fan Zhang, merupakan ekonom di Bank Dunia yang telah berkecimpung pada sektor energi, perubahan iklim, pertumbuhan ramah lingkungan, dan pengentasan kemiskinan. Sebelum bergabung dengan Bank Dunia, beliau adalah Asisten Profesor di bidang ekonomi dan kebijakan energi di Universitas Pennsylvania. Zhang menulis bersama Christian Borja-Vega -Ekonom Senior di Bank Dunia dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di sektor Water and Sanitation Hygiene (WASH).
Ketahanan air (water security) menjadi fondasi kesejahteraan. Air bersih sangat penting dalam rantai pasok produksi makanan dan minuman, yang akan bermuara pada kesehatan untuk mendukung produktivitas bekerja. Air merupakan input atau sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor agraria. Air juga berperan penting dalam ekosistem yang mendukung denyut nadi kehidupan miliaran orang.
Zhang dan Borja-Vega mengupas dan mengeksplorasi hubungan antara air dengan beragam aspek kehidupan seperti pertumbuhan inklusif dan risiko iklim dalam 5 bab buku ini. Tentu saja hal ini memberikan wawasan bagi pembaca, memberikan solusi praktis terhadap krisis air dan cara yang lebih baik dalam mengelola sumber daya air.
Highlight dari buku ini yaitu bagaimana intervensi policy (kebijakan) harus berpihak pada masyarakat marginal dan inklusif gender. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan ketahanan air dan memperkuat ketahanan iklim sekaligus mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Bagi pembaca, buku ini menguak urgensi pengelola air minum dalam rangka mewujudkan cita-cita besar pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan. Penyediaan layanan air juga harus adil dan inklusif sesuai tujuan SDGs "No one left behind", tak ada yang boleh ditinggalkan. Tentu saja intervensi di sepanjang rantai pasok air harus dilakukan, mulai dari sumber di hulu hingga pengguna air di hilir.
Meski WWF ke-10 telah usai namun kita semua harus mampu untuk terus mengimplementasikan kebijakan dan strategi dalam rangka meningkatkan ketahanan air secara signifikan. Pengelolaan air minum yang optimal menjadi kunci dari kondisi produktivitas masyarakat, yang bermuara pada pengurangan kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Water for Shared Prosperity; Fan Zhang dan Christian Borja-Vega; World Bank Publication; 978-1464820717; 2024