Sejauh ini telah ada dua pasangan capres dan cawapres yang telah terdaftar secara resmi di KPU. Keduanya adalah pasangan Anies Rasyid Baswedan - Muhaimin Iskandar, dan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Kedua pasangan ini mendaftar pada hari yang sama yaitu kamis 19 Oktober 2023.
Hanya selisih sekitar 3 jam. Satu pasangan lagi sedang ditunggu, yaitu pasangan Prabowo Subianto. Belum jelas siapa yang akan mendampingi Prabowo di pilpres 2024.Ada dua nama yang diprediksi akan menjadi pendamping Prabowo. Dua nama itu adalah Gibran Rakabuming Raka, putra presiden Jokowi, dan Erick Tohir, menteri BUMN. Satu nama lagi yang bersiap diri untuk dipinang Prabowo adalah Yusril Ihza Mahendra. Yusril telah mengurus Surat Bebas Terpidana dari Pengadilan Negeri (PN) Selatan.
Arena kontestasi politik menjadi semakin jelas, siapa saja yg akan berkompetisi di pilpres 2024. Peluangnya adalah tiga pasang calon tersebut. Ini menjadi jelas di mata rakyat siapa yang layak untuk dipilih.
Terutama bagi para mahasiswa, pilpres menjadi momentum yang tepat untuk menguji para calon pemimpin. Apa yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dengan mengundang para calon merupakan langkah awal yang baik. Ini arena untuk mengetahui isi kepala para calon. Dari acara diskusi ini, mahasiswa, dan secara umum juga rakyat, akan mengetahui apa gagasan-gagasan yang ada di otak para capres tersebut tentang masa depan Indonesia.
Mahasiswa yang selama ini hanya menjadi penonton, melalui berbagai acara talk show seperti yang diadakan oleh kampus UI dengan mengundang para capres, sudah saatnya turut menguji siapa yang paling layak untuk berdiri memimpin Indonesia kedepan. Hasil talk show ini patut disosialisaikan kepada rakyat. Sehingga rakyat juga akhirnya tahu kapabilitas para capres itu.
Mahasiswa, sebagai kaum intelek yg dipenuhi semangat "idealisme" dan "jiwa nasionalisme" yang tinggi terhadap negara, seharusnya menjadi seorang pembaca, analis, dan edukator yang baik untuk rakyat. Mahasiswa tidak boleh jauh dari kebiasaan membaca fakta dan akhirnya mudah dikelabui oleh isu-isu hoaks. Di tangan mahasiswa, masa depan negara benar-benar dipertaruhkan. Termasuk dalam urusan pemilihan presiden.
Setiap pasangan capres cawapres tidak hanya dituntut untuk menunjukkan gagasan mereka. Akan tetapi, rekam jejak mereka juga akan menjadi senjata yang sangat berpengaruh di mata publik. "Rekam jejak" inilah yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menguji integritas dan kapabilitas para calon presiden. Pada akhirnnya, rekam jejak itulah yang layak dipercaya dari pada sekedar gagasan dan janji kampanye. Ini yang mesti didorong dan disosialisasikan oleh mahasiswa untuk menjadi standar ukuran siapa capres dan cawapres terbaik buat negeri ini.
Rekam jejak para calon presiden dapat dengan mudah diketahui untuk kemudian dijadikan peta arah dan pertimbangan dalam memilih mereka tanggal 14 Pebruari 2024 nanti. Dari sini bisa diketahui, siapa yang bekerja untuk rakyat dan siapa yang bekerja hanya karena "mandat" dari orang-orang yang selama ini menikmati aset dan kekayaan negara.
Sekali lagi, mahasiswa adalah kompas politik negara ini. Tanpa mahasiswa yang cerdas, kristis dan obyektif, maka rakyat secara umum akan sulit mendapat panduan untuk memilih pemimpin yang mampu merealisasikan sila kelima yaitu "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Inilah cita-cita Indonesia merdeka yang masih harus terus diperjuangkan melalui kepemimpinan bangsa. Maka dari itu, jangan sampai salah memilih pemimpin.
Los Angeles, 23 Oktober 2023
Elzandi Irfan Zikra