Lihat ke Halaman Asli

Biarkan Mimpi itu Terbang

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini tampaknya berbeda dengan tiga tahun yang lalu. Dimana setiap semangat ku selipkan dalam tumpukan-tumpukan rencana. Dan tentu saja aku harus bersusah-payah untuk menyelesaikan tumpuk-tumpukan itu dengan indah. Tapi tidak untuk saat ini, ah entah mengapa tumpukan itu menjadi puing-puing reruntuhan, atau hanya semacam jelaga yang hanya meninggalkan siluet hitam yang tak bermakna. Tapi lebih dari itu, aku membiarkannya begitu saja, dan selalu begitu saja. Karena setiap rencana yang dibuat, selalu saja ada kamu dan pangeran kecil kita. Bukan! ini sama sekali bukan berarti perjalanan tidak berlanjut. Aku hanya ingin membuat tumpuk-tumpukan rencana yang ada kamu di dalamnya. Aku hanya mengemasi rencana-rencana mengawang yang kemudian menyusunnya menjadi folder-folder yang mudah terbaca dan tersusun rapi. Dan kepingan semangat itu telah menjelma menjadi dirimu dan pangeran kecil kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline