Lihat ke Halaman Asli

Ely TreeLbn

Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Medan Area

Menilik Sejarah Candi Jago: Keindahan Arsitektur Hindu-Buddha

Diperbarui: 13 Mei 2024   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dok. gajayana

Di Indonesia, keberagaman budaya dan sejarah kerajaan menarik menjadi ciri khasnya. salah satunya kerajaan yang terkenal adalah Kerajaan Singosari yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Selama masa pemerintahannya, dibangunlah Candi Jago yang terletak di Jalan Wisnuwardhana, Ronggowuni, Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi Jago didirikan oleh Raja Kertanegara sebagai penghormatan kepada ayahnya, Raja Wisnuwardhana, yang meninggal pada tahun 1268 Masehi. Dalam kitab Negarakertagama nama Jago berasal dari kata "Jajaghu" yang artinya tempat suci. Jadi fungsi utama candi jago adalag tempat penyimpanan abu jenazah raja. 

Keunikan Candi Jago ini adalah reliefnya bersifat 2 agama yaitu agama Hindu dan agama Buddha. Relief Buddha terletak pada  dinding paling bawahh yang menceritakan suatu kumpulan hewan (tantri) yang mengajarkan kebaikan. Sedangkan relief Hindu terletak di tengah sampai ke ujung candi yang mengisahkan tentang Angling Dharma, Mahabharata,Arjuna Wiwaha dan Krisnaya yang mengajarkan kejujuran. Begitulan penjelasan  Bapak Mulyanto selaku Juru Pelihara Candi Jago, Sabtu (23/03/2024). 

Disekitar Candi Jago, terdapat berbagai arca yang menarik, yaitu arca Muka Kala, amoghapasa dan tempat untuk meletakkan arca Dewi Buddha. Arca Amoghapasa, dengan delapan lengan, melambangkan empat dewa tertinggi dalam ajaran Buddha Tantryana. Tapi, bagian kepala dan beberapa lengan arca tersebut telah rusak diyakini sejak zaman Hindia-Belanda. Arca Muka Kala merupakan wujud raksasa. 

Melalui upaya konservasi yang teratur, warisan budaya dapat dipertahankan untuk dinikmati oleh generasi mendatang. Konservasi budaya tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya kepada wisatawan, tetapi juga membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal dan menjaga keunikan identitas lokal. 

Input sumber gambar: dok.gajayana

Penulis : Fatimah Azzahra,Ely Tree Lbn Gaol, Risna Nurfalah

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline