A Candy n Dessert
Jalan setapak berpasir yang terdiri daribongkahan kecil kerikil dan pasir berwarna keemasan. Kedua ujung jalan setapak itu adalah gurun Gobi gurun terluas di dataran Cina dan Monggol. Jalan setapak kecil itu konon berusia ribuan tahun. Seorang bapak setengah tua bernama Goh dan dua orang pembantunya telah menempuh 200 mil dari China ke Mongol untuk berdagang teh. Ada lah sedikit keuntungan yang disimpan di celah tersembunyi di kaos kaki bututnya, tempat yang cukup tersembunyi agar perompak tak sadar akan
kantong rahasia itu.
Goh mendesah..ahhh..chuwak dan kau chong cepat sedikit kalian masih muda tetapi jalannya lambat. Kita tak boleh bermalam di sini berbahaya jika malam. Kita harus cepat-cepat sampai di kota Dunhuang kota kecil di tepi gurun Gobi.Tak ayal chong dan chuwak memacu langkah-langkah mereka mengikuti keledai
majikannya.Chong dan chuwak berumur kira-kira 25 tahunan dengan wajah tirus dan berkerut tampak
mereka terlihat lebih tua dari umur sebenarnya. Chong dan Chuwak memiliki aksen sedikit seperti orang tibet, itu karena ayahnya merupakan budak yang diambil dari negara tibet oleh ayah Goh majikan
mereka. Goh yang berumur sekitar 40 an memiliki 2 orang putri xienlee berumur 16 tahun dan xuicen
berumur 8 tahun. Dia berhayal di kota Dunhuang ia akan membelikan 2 orang putri mereka kembang gula yang sangat enak dan manis dan wangi itu. setelah berjalan dengan cepat selama 2 jam mereka sampai di kota kecil Dunhuang. Segera Hong mencari kios penjual gula-gula . Gula-gula itu terlihat enak dengan
kertas pembungkus berwarna merah jambu bergaris hijau, setelah membayar uang dengan jumlah yang cukup Goh segera memanggil 2 pembantunya untuk mendirikan tenda di pinggiran kota mereka. Mereka memutuskan menginap di kota tersebut sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke kota Baotao 5
hari perjalanan kedepan.
Sebelum matahari terbit rombongan pedagang teh itu telah beriringan menyusuri jalan setapak kembali. Namun Belum ada 5 jam berjalan mereka dikejutkan dengan datangnya segerombolan orang asing tak dikenal membawa golok dan berpakaian serba hitam datang
mendekat.
"berhenti Kalian !!!!
Woiii...berhenti !!! teriak perompak bertangan satu yangtampak garang itu. Goh dan 2 orang pembantunya terkejut dan berhenti.
Apa mau kalian ??? Harta ku tidaklah banyak!!! jawab
Hahaha..kami tidak peduli ..kekeh pemimpin gerombolan. Serahkan semua buntalan yang kau bawa dan uang mu...serta baju yang kau pakai. Goh terhenyak sebentar, Goh sedang malas berkelahi. Bukan karena pengecut atau tidak pandai dalam olah kanuragan tapi dia sedang berpikir ingin segera pulang setelah 3 bulan berpisah dari putri-putri kesayangan mereka apalagi matahari kecilnya xuicen yang tidak bisa
melihat. Dengan berat hati dia terpaksa menyerahkan buntalan yang dimiliki dan uangnya. Tak puas dengan itu perompak menggeledah isi baju dan sepatu Goh, Tak ayal mereka menemukan uang simpanan
itu.Tak terima karena merasa dibohongi perompak menendang Goh. Perkelahian pun terejadi Goh
dan 2 orang pembantunya melawan 5 kawanan perampok pembawa golok.
Pedang beradu dan jurus dikeluarkan tapi Goh dan pembantunya terpojok dan terluka parah, bahkan chuwak harus meregang nyawa ketika hendak melindungi majikan mereka yang sudah terluka cukup parah dari sabetan golok dari arah yang berlawanan. Sabetan golok tepat di dada chuwak, dan dia langsung terjatuh dan tersungkur berlumur darah. Lari tuan..lari...teriak chuwak sebelum meninggal. Chong dan Goh segera menaiki keledai dan memacu sekencang kencangnya... mereka berinisiatif melarikan diri secepatnya
dari tempat itu.
Chong.... kita istirahat sebentar sepertinya kelompok penjahat itu sudah jauh, sengal Goh yang kecapaian. Aku sudah tidak kuat lagi...aku terluka cukup parah. Tuan Goh bertahan lah sebentar lagi kita sampai hibur Chong.Ahhhh..janganlah berbohong chong...., sepertinya aku tak bisa menyelesaikan perjalanan kali ini dan pulang kembali dengan selamat. Aku minta kepada mu untuk menyampaikan kembang gula ini kepada kedua putri ku...chong...
Hushhhh..tuan ini ngomong apa sih, masih sehat gitu kok ngelantur. Nanti setelah pulang kita adakan pesta manisan dirumah...cerocos chong . Tak sadar degub jantung yang duduk dibelakangnya perlahan mulai terhenti.
Angin senja gurun Gobi menyapu dan membawa harum bau kembang
gula ke arah daratan....
Derap langkah keledai memudar
Mata berkaca sebening embun pagi pertanda
akhir dan permulaan sepenggal kenangan
Bayang-bayang memanjang dalam temaram
Tak sejelas gurat kenang kenangan suram
Di pinggiran kota gadis kecil menanti kepulangan ayah dalam semarak suara dan tawa
Gelap dunia tapi
ramai dan ceria terdengar
manis kembang gula gula
Samar tercium dari jauh....
Dipinggiran kota gadis kecil tiba-tiba terhenti dari bermain
dan menoleh ke arah gurun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H