Lihat ke Halaman Asli

Elysa Pasupati

Perempuan bekerja, seorang istri, dan ibu bagi 2 princess yang lucu2

Gara-gara Buah Jambu Mbah Legi Tasku Hilang

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bel sekolah berdentang lama dan cukup nyaring pertanda berakhirnya jam pelajaran kami hari ini.  Aku menghela napas sembari buru-buru   kujejalkan buku-buku ke dalam tas  ku. Hari ini adalah hari perdana ku memakai tas baru, tas yang cukup trendi berwarna pink dengan saku samping yang terbuat dari jala-jala. Tas yang sudah lama kuidam idamkan,  hadiah karena mendapat ranking di kelas dengan hasil raport yang memuaskan, dengan perasaan mengembang ku panggul ransel baru ku itu keluar ruang kelas.

Kataku "ayo pulang wes jam nya pulang sambil kuamit lengan teman sebangku ku Denok....

Yo ayuk...balasnya

Aku yo di tunggu no...saut Agus keras dari belakang kami

Buru-buru kami ber tiga berlari lari kecil keluar gerbang sekolah, boleh dibilang kami sering pulang sekolah bersama-sama maklum jalan pulang kami sama. Ditengah jalan kami sibuk ngobrol macam-macam mulai dari membicarakan Pak Nanang wali kelas kami yang galak sampai membicarakan adik Denok yang masih suka ngompol padahal sudah TK nol besar. Sesampainya kami di jalan aspal besar yang cukup ramai kami melirik sederet pohon petai cina yang tumbuh dan berbuah lebat di samping kiri jalan.

Hei liat!....Buah petai china buanyaknya.....seru Agus sambil menunjuk ke deretan pohon petai china yang rimbun di sebelah kiri.

Wahhhhhh..seru ku dan Denok berbarengan.

Ayok di panjat dan kita petik buahnya....emak ku biasa bikin Bothok (sejenis makanan yang terbuat dari campuran parutan kelapa, petai china, terri, tempe atau tahu yang di bungkus daun pisang dan dikukus) wuueennakkk ..lo kata Agus sambil mengacungkan jempolnya.

Buru-buru melepas tas ransel kami dan mulai memanjat pohon petai china, dengan tas kresek hitam yang kami temukan direrumputan kami masing-masing membawa sebungkus besar petai china. Kami berdendang kecil berjalan kearah rumah sambil membayangkan Bothok buatan ibu kami masing-masing.

Sesampainya dipersimpangan ujung gang rumah kami, kami mulai berjalan sedikit cepat, dan tiba-tiba kepala ku kejatuhan sesuatu.

Waduh..!!!  teriak ku keras keras

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline