Lihat ke Halaman Asli

Elysa Pasupati

Perempuan bekerja, seorang istri, dan ibu bagi 2 princess yang lucu2

Rindu Dengar Nyanyian Katak

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari memasuki akhir bulan Oktober tapi boleh dikata di Palangkaraya (ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah) yang harusnya notabene masuk ke musim penghujan malah jauh dari kesan basah, panasnya bukan kepalang. Hujan tidak mampir kebumi Palangka setidaknya 2 minggu terakhir,  kadang hanya hujan rintik tak jelas yang berlangsung selama 15 menit saja.

Jaman saya kecil  (di Yogyakarta) dulu bulan akhir Oktober saya sibuk berburu jamur barat (sejenis jamur yang tumbuh di awal musim hujan, sering ditemukan di bawah pohon dan seresah tumbuhan), ibu biasa membuatkan saya sup jamur barat manis yang lezat dari hasil perburuan saya sepulang sekolah. Kalau malam menjelang biasanya saya sibuk bikin PR ditemani ibu yang dengan mata rabun jauhnya menjahit baju sekolah yang robek akibat aktivitas saya memanjat pohon siang tadi, maklum saat kecil saya bisa dibilang sangat tomboy. Aktivitas mengerjakan PR tadi sering kali ditemani  suara riuh nyanyian katak di parit-parit depan rumah. Suara merdu yang sangat menenangkan...

Saya jadi teringat buku "The prayer of the frog" nya  Anthony de Mello SJ", disebutkan betapa tersentuhnya seorang manusia terhadap keindahan murninya nyanyian katak yang diartikan sebagai doa kepada sang pencipta.

Saat ini saya benar -benar rindu untuk mendengar nyanyian katak seperti 18 tahun yang lalu....rindu mendengarkan kemurnian dan beningnya lagu itu......semoga bulan depan hujan  mengguyur Palangkaraya meluapkan kolam2 kecil, dan parit  sehingga nyanyian indah itu terdengar lagi.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline