Lihat ke Halaman Asli

Ellya Syafriani

Mahasiswi yang ga mahabisa

Nostalgia Pertemanan pada Lagu 90's Kolam Susu

Diperbarui: 9 Januari 2021   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ternyata sekarang usiaku sudah besar sekali, sudah melewati banyak hiburan selama ini. Bicara tentang hiburan, ada banyak hal yang menjadi kenangan. Baik itu tontonan, atau lagu-lagi dengan lirik yang masih tersimpan rapi.

Sebenarnya aku bukan penikmat lagu, namun aku lebih menikmati dengan siapa aku menikmati lagu itu. Lagu-lagu 90's cukup menarik ya untuk diputar ulang? Aku jadi ingat nada-nada lagu di suatu sore bersama teman-temanku. Hari itu kami masih duduk di bangku Sekolah Dasar, pada tahun 2012 kalau tidak salah. Tahu sinetron di salah satu stasiun Tv tidak, dengan judul Badil dan Blangkon Ajaib? Aku, abangku, orangtuaku, dan teman-temanku sangat suka dengan cerita yang mengisahkan tentang anak itu.

Apalagi latar lagu pada sinetron, berjudul Kolam Susu. Lirik lagu yang begitu ringan, membuat kami sangat riang. 

Hari itu di delapan tahun lalu. Momen saat aku dan teman-teman yang masih pada hitungan lengkap. Seingatku, di antara aku dan ke enam temanku tidak ada satupun di antara kami yang mengenakan kerudung. Kami masih dengan celana dan kaus pendek, rambut ikat satu di belakang, dan beberapa anak ada yang mengayuh sepedanya. 

Sembari tertawa, kami menyanyikan lagu 90's dengan judul Kolam Susu pada soundtrack sinetron Badil dan Blangkon Ajaib.

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupimu

Tiada badai, tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

Aku sama sekali tidak paham apa maksud dari lagu oleh Koes Plus ini. Aku menyanyikannya karena nada yang begitu riang dan sangat menggambarkan arti pertemanan . Ada namanya Wawan, ia menarik bambu dengan melukiskan sesuatu di jalan. Aku lupa ia menggambar apa, yang kuingat mulut kami tidak berhenti menyanyikan kolam susu.

Setiap sore kami selalu berkumpul di salah satu lapangan tenis -- begitulah kami menyebutnya, untuk tertawa atau menyanyikan lagu ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline