Lihat ke Halaman Asli

Lidus Yardi

Alhamdulillah

Jangan Berkhianat pada Allah dan Rasul dalam Memilih Pemimpin

Diperbarui: 16 April 2019   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Oleh Lidus Yardi

Masuk WC saja diatur dalam Islam, apalagi masalah kepemimpinan yang perannya begitu sangat penting bagi kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam dalam menjalankan agamanya.

Dalam sebuah hadis disebutkan: "Pemimpin adalah bayangan Allah di muka bumi. Kepadanyalah berlindung orang-orang yang teraniaya. Jika ia berlaku adil, niscaya baginya ganjaran (pahala) dan rakyatnya hedaklah bersyukur. 

Sebaliknya, apabila ia curang (zalim) niscaya dosa baginya dan rakyatnya hendaklah bersabar. Apabila para pemimpin curang (zalim), langit tidak akan menurunkan keberkahannya. Apabila zina merajalela, maka kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela." (HR Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).

Ya, pemimpin adalah bayangan Allah atau wakil Allah di muka bumi. Ia harus mentaati Allah dalam kepemimpinannya. Melalui ketaatannya kepada Allah, maka hukum-hukum Allah bisa ditegakkan dan dengannya keberkahan akan diturunkan. Karena tidak mungkin langit dan bumi menjadi baik dan keberkahan muncul darinya dengan kezaliman dan kemaksiatan.

Di tangan seorang pemimpin antara haq dan batil dipertaruhkan. Sebab itu, memilih dan menghadirkan pemimpin yang baik dan berkualitas menurut ketentuan agama suatu keniscayaan dan harus diperjuangkan. Bila tidak, maka sebaliknya, di tangan pemimpin yang zalim dan jahil kemaksiatan dan kemungkaran akan terjadi.

Sebab itu, setiap pelanggaran dalam memilih pemimpin yang bertentangan dengan ketentuan Islam merupakan kemaksiatan, bahkan pengkhianatan kepada Allah dan rasul-Nya yang akan mendatangkan keburukan bagi kehidupan.

Ada beberapa bentuk pengkhianatan atau kemaksiatan kepada Allah dan rasul-Nya dalam hal memilih pemimpin yang harus kita hindari.

PERTAMA, memberikan amanah kepemimpinan kepada orang yang tak layak memimpin. Allah Ta'la berfirman:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." (QS An Nisa: 58)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline