Lihat ke Halaman Asli

Elya Dz Azizah

Elya Dzurrotul Azizah

Aku Diam Bukan Berarti Aku Tidak Bisa Apa-apa

Diperbarui: 7 Desember 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumparan

"Buk, kenapa ya kalau aku disuruh maju ke depan sama bu guru selalu gak bisa bicara, apalagi disuruh baca tulisan di papan tulis dan didengarkan teman-teman selalu tidak bisa biacara, padahal aku tau itu hurufnya apa, kan kalau begini terus selalu dihukum bu guru" kataku kepada ibuku ketika aku masih duduk di bangku TK B,  memang pada saat itu aku masih diajar oleh guru yang umurnya sudah dibilang sangat sepuh. 

TK yang lumayan jauh dari rumahku dan dari berbagi desa bersekolah di TK tersebut. Salah satu TK yang berdiri sudah cukup lama dan tidak ada TK selain di daerah tersebut, satu kelas berisi sekitar 30 anak. 

Kami duduk satu bangku bertiga dan bayangkan aja ramenya kayak apa, terkadang krayon kebawa teman, buku gambar sering tertukar dan masih banyak hal lain. 

Banyak kesalahan yang kami perbuat seperti rame di kelas, sering lari-lari ketika bu guru menyampaikan materi atau kesalahan lainnya yang membuat bu guru kami marah, maklum saja bu guru kami sudah sepuh dan sudah seharusnya beliau pensiun dan beristirahat di rumah (mungkin dikarenakan kurangnya tenaga pendidik waktu itu dan hanya beberapa orang saja yang bersedia menjadi guru TK), jadi maklum lah bagi saya kalau beliau sering memarahi kami bahkan menghukum kami jika kami berbuat salah. Salah satu kesalahan yang sering saya perbuat adalah tidak berani berbicara di depan umum. 

Hampir setiap hari saya disuruh berdiri hingga jam istirahat. Dulunya saya adalah anak pendiam dan tak punya teman, berbicara pun jarang, dan paling sering disuruh-suruh oleh teman saya, karena saya tidak berani menolak ajakan teman saya, jadi apapun yang disuruh teman saya, saya selalu mengiyakan. Itulah sekilas cerita masa kecil saya yang menurut saya sangat suram.

Bagaimana cerita waktu TK kalian? Pasti berbalik arah sama aku, ya rata-rata teman-teman saya bercerita sekolah waktu TK dulu mengasyikkan, seru, dll yang tentunya berbalik arah denganku. Mungkin kesalahanku waktu kecil adalah kurangnya kepercayaan diri dan kurang berkembang bahasa. 

Pasti di luar sana juga banyak yang mengalami seperti apa yang saya alami waktu saya kecil dahulu, seperti kurangnya kepercayaan diri dan kurang berkembang bahasa, sebenarnya banyak cara yang perlu dilakukan ketika anak mengalami hal serupa. Metode-metode yang saya ketahui saat ini adalah:

Pertama, orang tua atau guru bisa menggunakan metode bercerita, bercerita bisa menggunakan boneka jari, boneka tangan, bantuan buku bergambar, katu bergambar, yang tentunya hal tersebut memicu anak agar banyak berbicara dan memicu anak agar bisa menyelesaikan masalah yang ada dalam cerita tersebut. 

Pancing anak agar berbicara dan bertanya agar anak bisa menganalisis, bisa juga selipkan pertanyaan kepada anak dalam cerita agar anak bisa terlatih untuk memecahkan masalah dari cerita tersebut.

Untuk membuat boneka tangan atau jari tak perlu mencari barang yang susah di dapat, boneka jari bisa juga dengan mencoret jari dengan bentuk gambar mata dan senyuman, sedangkan boneka tangan bisa menggunakan kertas lalu dilipat atau bisa juga ditambah aksesoris mata atau bisa juga menggunakan kain atau kaos kaki

Kedua, orang tua atau guru jika ingin melatih mental anak atau kepercayaan diri anak bisa dengan cara sering-sering diikutkan lomba atau acara pentas seni akhir semester di TK. Meskipun anak kalah lomba, guru atau orang tua tetap memberi apresiasi dan tetap memberi semangat bahwa kalah bukan akhir dari segalanya atau beri reward tersendiri dari orang tua atau guru kepada anak, agar anak tetap semangat walaupun tidak menang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline