Kutegaskan sekali lagi
Detik ini kuputuskan untuk mengaburkan namamu dari penglihatanku
Mengabaikan suaramu dari pendengaranku
Melewatkan lambaian tanganmu dari pandanganku kala pertemuan singkat sore tadi
Pasir putih yang kugenggam erat itu
Telah kau hamburkan hingga hilang tertelan hawa dingin yang merasukiku
Untaian janjimu bersamaan dengan secangkir teh madu senja itu mau tak mau harus kuurungkan tuk melekat erat
Pikirmu, kau masih saja leluasa karna aku bersedia menujumu
Memang benar adanya
Namun menujumu tak sebercanda itu
Ada kalanya berlarian itu membawa kelelahan