Lihat ke Halaman Asli

Elvrida Lady Angel Purba

Mengalir dan Kritis

Sebuah Kisah di 12 Mei 98

Diperbarui: 17 Mei 2021   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Elvirida Lady Angel Purba

Kutukan itu nyata
Nyatanya merdeka itu tak didapat
Rakyat menjerit
Saat rakyat dipenjara oleh tindasan tiada habis

Mengerti gelap masa lampau
Mengerti asa terang masa mendatang
Gelap masa depan ditolak  dengan lantang
Hanya asa terang tujuan melangkah, Merasai sakitnya duri perjuangan, Menggusur moral kerakusan dan watak pemangsa

Para leluhur berdarah darah ratusan tahun menanggung beban penjajahan
Semangat semangat muda muncul memberontak merumuskan keadaan
Tidak ada senjata yang hanya organisasi dan bambu runcing
Kolonialisme dan fasisme di Rongrong perlawanan perlawanan akar rumput

kawan-kawan muda nan berani tak pernah berhenti untuk terus bermimpi.
Jalan perjuangan dan pembebasan manusia sejak dulu memang selalu sepi dan sunyi.
Dalam perjuangan tak semua orang bisa engkau selamatkan.
Karena memang tak semua orang mau dan mampu untuk ikut serta dalam gerakan pembebasan.

Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang
matahari tak mampu mengibarkan diri
karena angin lama bersembunyi,
Hingga tenaganya lemah tak berdaya

Yang aku lihat rakyatmu terkoyak Yang Mulia
Bendera hati diinjak ketidakpedulian pada saudara
Yang aku lihat hujan deras tak lagi menutup luka
Menganga mengiris pada jiwa mereka
Sehebat-hebatnya orasi tak 'kan mampu menceritakan perihnya luka bangsa
Huruf-huruf mati yang telah lama mengendap dalam buaian masa kecil tanpa jiwa
Maka aku pun berlari keluar membawa bambu runcing dan bendera
Menatap tak percaya pada berjuta muka di abad merdeka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline