Lihat ke Halaman Asli

ELVI SELASSIA FATIHA

Universitas Nahdlatul Ulama

Menyusuri Jejak Waktu di Kota Lama Surabaya

Diperbarui: 30 Agustus 2024   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elvi S.F

Liburan semester akhirnya tiba, dan aku merasa lega bisa mengambil jeda sejenak dari rutinitas kuliah yang padat. Setelah beberapa hari beristirahat di rumah, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda kali ini—mengunjungi Kota Lama Surabaya yang baru saja direnovasi. Sudah lama aku ingin melihat langsung bagaimana kawasan bersejarah ini dihidupkan kembali, dan ini adalah kesempatan yang tepat.

Malam itu, aku berangkat dengan hati berdebar penuh antusiasme. Saat tiba di kawasan Kota Lama, suasananya begitu memukau. Lampu-lampu kuning hangat menyinari jalanan berbatu, memberi nuansa magis pada gedung-gedung tua yang berdiri gagah. Setiap sudut seakan berbisik pelan, mengajak para pengunjung untuk menyusuri jejak waktu yang tertinggal di dinding-dindingnya.

Langkah pertama aku arahkan ke Gedung Siola, salah satu ikon Kota Lama. Gedung ini telah disulap menjadi museum dan ruang kreatif, tempat sejarah bertemu dengan inovasi masa kini. Di dalam, aku bisa melihat bagaimana masa lalu Surabaya sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan disajikan dengan sangat menarik. Foto-foto hitam putih, peta lama, dan berbagai artefak membawa pikiranku kembali ke zaman kejayaan kota ini.

jalan-jalan malam hari di kota lama (video)

Dari sana, aku melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan berbatu yang kini terlihat lebih rapi dan teratur. Aku melewati gedung-gedung dengan dinding berwarna putih yang elegan dan jendela-jendela tinggi khas era kolonial. Di beberapa sudut, kafe-kafe kecil yang nyaman berdiri dengan suasana vintage yang kental, menawarkan tempat istirahat sejenak sambil menikmati segelas kopi.

my phone

Mengunjungi Kota Lama Surabaya yang baru saja direnovasi memberi aku perspektif baru tentang betapa pentingnya melestarikan sejarah, namun tetap menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hari itu aku pulang dengan hati yang penuh, membawa pulang bukan hanya foto-foto cantik, tapi juga kenangan dan pelajaran tentang sebuah kota yang terus bertransformasi tanpa melupakan akarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline