Saat ini Media merupakan salah satu kebutuhan paling penting bagi masyarakat, sehingga media massa ditempatkan sebagai komunikasi massa yang berperan sebagai komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak melalui pesan entah itu melalui informasi, hiburan, pendidikan maupun pesan-pesan yang lainnya
Menurut Denis McQuail (1987), seseorang yang menjadi landasan bagi seluruh penelitian mengenai komunikasi massa adanya pengaruh serta efek yang ditimbulkan oleh media massa kepada para khalayak atau audiens.
Pengaruh media massa dan efek media massa merupakan dua pembahasan utama yang saling berkaitan, topik-topik tersebut menekankan hubungan antara efek media massa dan budaya media terhadap pemikiran, sikap, dan perilaku masing-masing individu atau khalayak.
Banyak sekali teori-teori mengenai efek media massa yang telah diteliti oleh para ahli salah satunya ialah Teori Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Theory or Magic Bullet Theory) oleh Elisabeth Noelle-Neumann. Teori ini memiliki pandangan bahwa media massa memiliki pengaruh yang sangat kuat kepada khalayak massa dan bahkan tanpa sengaja dapat mengubah atau mengontrol sikap dan perilaku masyarakat.
Efek media dapat kita lihat dari dua sisi yaitu secara positif dan negatif bisa langsung ataupun bertahap, dan bisa jangka pendek atau jangka panjang. Perlu dipahami bahwa tidak semua efek media menghasilkan perubahan terhadap khalayak. Beberapa pesan media justru hanya memberikan efek memperkuat keyakinan serta kepercayaan yang ada. Hal ini didasarkan oleh berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli mengenai pengaruh terpaan media terhadap perubahan kognitif, sistem kepercayaan, dan sikap khalayak.
Menurut Elisabeth M. Perse, beliau menyatakan bahwa efek media sebagai "Bagaimana mengontrol, atau memitigasi dampak media massa terhadap individu atau masyarakat". Dari sinilah kemudian muncul beberapa teori komunikasi massa yang fokus pada efek media massa sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini. Salah satunya ialah Teori Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Theory or Magic Bullet Theory).
Teori ini bisa juga disebut teori jarum suntik atau teori peluru yang dimana teori ini mengatakan bahwa masyarakat rentan sekali terpengaruh terhadap pesan-pesan yang ada di media massa. Menurut Severin dan Tankard (2005), "Teori ini menyebutkan bahwa apabila pesan-pesan tersebut tepat sasaran, makan akan mendapatkan efek yang diinginkan".
Teori ini juga mengandung anggapan bahwa media massa memberikan efek yang kuat dan langsung memberikan rangsangan kepada khalayak untuk segera menanggapi pesan-pesan tersebut.
Saya ingin sedikit berbagi mengenai pengalaman saya dalam mengikuti berita yang baru-baru ini sempat menghebohkan dunia intertainment indonesia. informasi mengenai "Kecelakaan yang dialami oleh Almh. Vanessa Angel dengan Alm. Suami"yang saya saksikan melalui acara "Silet". Saya mengamati berita ini dari hari dimana kejadian itu terjadi bahkan sampai saat ini. Saya sebagai audiens sebenarnya jarang mengikuti perkembangan berita selebriti Indonesia, tapi entah mengapa ketika mendengar kabar ini saya semakin ingin cari tahu, bahkan awalnya saya menganggap berita ini Hoax.
Sampai akhirnya kronologis kejadian tersebut terkuak, saya terus mengikuti berita tersebut dari awal supir masih menjadi korban dengan pengakuan bahwa ia menyetir dalam keadaan mengantuk sampai akhirnya dia ditetapkan menjadi tersangka dengan mengendarai mobil diatas 100km/jam ditambah dia menyetir sambil menggunakan smartphone dan sempat mengabadikan momen dan mengunggahnya di social media.
Efek media Teori Jarum Hipodermik ini benar-benar saya rasakan, karena informasi tersebut terasa menyuntikan dan mempengaruhi sikap, perilaku dan perasaan saya. Awalnya saya yang tidak pernah mengikuti kegiatan almarhumah menjadi ingin tahu kegiatan mereka sebelum berpulang, memiliki perasaan kehilangan dan rasa kasihan terhadap anak semata wayang almarhumah yang selamat tetapi harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya di usia yang masih sangat kecil.