Lihat ke Halaman Asli

Lubang Hitam

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kini aku kembali dalam keadaan penuh darah, bukan karena aku kecelakaan, atau dijampret, atau ditujah. Tapi karena aku miris melihata nasib kaum belia mudiku. Sudahkah kalian cek kisah sedih para muda-mudi kaumku ?? Bagaimana aku tidak berdarah, bagaimana aku tidak terluka kaumku sudah tewas dalam peperangan antar saudara, sudah kah kaliahan lihat itu? sudah kalian pastikan? bisakah kalian hentikan?. Kini kami menjadi dua golongan, atau mungkin dari dulu kami memang dua golongan? aku baru menyadarinyakah?
Pikiranku penuh kalut sekarang, benarkah kami telah terbagi menjadi dua? kaum yang baik dan kaum yang buruk ? dimanakah aku berada? aku tak mungkin berada di tempat yang baik.  Cukup buruk bagiku mengungkapkan mendamorat orang lewat situs ini. Tapi aku tak ingin di kaum yang buruk pula. Bagaiman aini aku lelah memikirkannya.
Sementara aku terus bingung kaumku terus berjuang menurut mereka. Kaum muda belia sudah terbakar patriotisme Genk yang tidak jelas. Kurasa mereka hanya menodai kaum kami saja, mengapa mereka dari kalangan mudi seperti kami. Tapi setelah  kupikir lagi, mungkin mereka hanya bingung begitu tidak?

Oh waktuku habis aku harus kembali kedunia noda ku.
Tunggu aku kawan, jika aku lama menulis berarti aku sedang berjuang demi kaumku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline