Lihat ke Halaman Asli

"Joko Susilo Itu Penipu!"

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini diterbitkan juga di situs saya www.ElvinMiradi.net

Di internet banyak sekali yang menulis seperti ini:

Joko Susilo kamu penipu! (ini kalimat yang paling sering ditulis)

Penipu kamu Joko Susilo! (ini kalimat dengan struktur yang sudah agak rancu karena dibakar emosi)

Joko kok kamu nipu Susilo? (yang nulis begini pasti cuma ikut-ikutan, nda ngerti masalahnya apa???)

Sebenarnya saya nda heran. Yang kayak begini ini sudah biasa di internet dimana orang-orang bebas mau bilang apa saja. Jangankan Joko Susilo yang wong Jowo asli, internet marketer kelas dunia sekaliber John Chow pun pernah dimaki-maki pembacanya sendiri karena dianggap mempromosikan sebuah situs penipuan lewat artikel di blognya.

Lalu apa benar Joko Susilo itu penipu?

Saya bukan hakim yang menentukan seseorang menipu atau tidak. Tapi saya punya pandangan saya sendiri sebagai seorang internet marketer, atau mungkin tepatnya sebagai orang yang sok tau tentang internet marketing. Sebagai orang yang merasa sudah lebih paham internet dibanding tukang bakso yang sering wara-wiri di depan rumah saya, saya bisa memahami penyebab di balik fakta kenapa master ini sering disoraki sebagai penipu.

Joko Susilo adalah salah satu super senior dalam bisnis online di Indonesia. Bukan cuma super senior dalam hal jam terbang (dan usia, tentu saja), tapi juga dalam segi keilmuannya tentang bisnis fenomenal ini. Sebagai pebisnis online berpengalaman, dia sudah terbukti menjadi milyuner sejak bertahun-tahun yang lalu.

Waktu saya tinggal di Semarang, orang bank sempat datang ke rumah untuk menawarkan kartu kredit ke istri saya. Saya selalu trauma kalo bicara soal kartu kredit karena sering merasa mati kutu oleh pertanyaan orang bank yang sangat mengintimidasi pebisnis online: "kerja di mana?" atau "gaji sebulan berapa?" atau kalimat pamungkas berikut: "wah, susah pak kalo nda ada slip gaji kami tidak berani keluarkan kartu kredit untuk bapak. Sori ya pak..."

"Nda apa-apa, cyiiin..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline