Anak memiliki makna sebagai karunia yang luar biasa. Jika kita tidak mendidiknya dengan baik, kita tidak menjaga anugerah yang Tuhan berikan. Anak usia dini merujuk kepada anak-anak yang berusia 0 hingga 6 tahun. Pada periode ini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat (Akbar, 2020).
Pada usia dini, sangat penting bagi anak-anak untuk mendapatkan pembelajaran yang dapat membantu mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan baru dan membangun hubungan yang baik dengan teman-teman dan sahabat. Pada masa ini, anak sebaiknya dipersiapkan agar dapat berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih luas (Aida dan Rini, 2005).
Pemalu adalah sifat yang alami pada anak, terutama ketika mereka dihadapkan pada situasi atau lingkungan yang baru. Mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah jika sifat pemalu tersebut berlebihan dan menghambat kehidupan sosial anak. Namun, perlu diingat bahwa anak-anak pemalu sebenarnya memiliki kelebihan seperti empati, kebijaksanaan, dan kemandirian (Rifa dan Suryana, 2022).
Pemalu adalah sikap individu yang tidak memiliki keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia ini, seharusnya anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, misalnya dengan memberikan senyuman atau menyapa orang-orang di sekitarnya. Hal ini akan membantu mereka dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun, ada beberapa anak yang membutuhkan waktu yang lebih lama dalam hal ini.
Anak yang pemalu umumnya memiliki rasa percaya diri dan penghargaan diri yang rendah. Mereka tidak berani mengekspresikan diri seperti teman-teman mereka dan cenderung menjauh dari interaksi sosial. Jika perasaan seperti itu terus berlanjut, anak dapat menjadi introver dan sulit bergaul dengan orang lain (Suyanto, 2005).
A. Penyebab Pemalu
Dalam Khadijah & Armanila (2017) beberapa penyebab anak menjadi pemalu, yaitu:
- Anak merasa tidak aman dan tidak memiliki keberanian untuk mengekspresikan diri karena pengalaman yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh, saat anak menggambar di dinding rumah dan menunjukkan hasilnya kepada orang tua, orang tua merespon dengan cemoohan dan ejekan, mengatakan bahwa gambarnya jelek dan melarang anak untuk menggambar di dinding lagi. Hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri anak dalam menggambar dan menghambat kreativitas seninya. Sebagai gantinya, orang tua sebaiknya memberikan saran yang bijak, misalnya mengatakan bahwa lebih baik anak menggambar di atas kertas agar hasilnya lebih bagus, sambil memberikan kertas untuk digunakan anak.
- Sikap terlalu protektif dari orang tua dapat membuat anak cenderung menjadi pasif dan bergantung pada orang lain. Akibatnya, anak kurang memiliki kesempatan untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya dan kepercayaan pada kemampuannya tidak berkembang.
- Kurangnya perhatian dari orang tua membuat anak merasa tidak dihargai dan kurang berarti. Anak sering kali dikritik dengan cara yang membuatnya merasa tidak pasti dan ragu-ragu. Jika kritik tersebut dilakukan di depan umum, anak dapat mengembangkan perasaan yang tidak menentu. Kritik yang wajar merupakan bagian dari pengajaran disiplin, namun jika berlebihan, anak akan menjadi takut salah, penuh keraguan, dan menjadi sangat pemalu.
- Terlalu banyaknya hukuman yang diberikan oleh orang tua atau pendidik kepada anak dapat membuat anak selalu merasa takut dan ragu-ragu. Akibatnya, anak cenderung menarik diri dari lingkungan dan selalu curiga ketika berinteraksi dengan orang lain.
- Perlakuan yang salah atau pola asuh yang tidak tepat dapat membuat anak merasa rendah diri dan pemalu sejak usia dini. Selain itu, kecacatan fisik juga dapat menjadi faktor penyebab anak menjadi pemalu. Kecacatan tersebut membuat anak menjadi sensitif dan cenderung menghindari interaksi dengan orang lain.
Yuk, refleksi dulu!
Ketika diminta untuk maju ke depan kelas, Ucel tampak ragu-ragu dan terlihat malu-malu. Mungkin ia merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan padanya atau takut membuat kesalahan di depan teman-temannya. Dengan perlahan-lahan berjalan ke depan kelas, ia mungkin menghindari kontak mata dengan teman-temannya dan tampak canggung dalam gerakan. Mungkin terdapat ketegangan yang terlihat pada postur tubuhnya, seperti merapatkan bahu atau menundukkan kepala. Selama berada di depan kelas, anak tersebut mungkin hanya memberikan respons yang singkat atau berbicara dengan suara yang pelan. Ia cenderung menghindari perhatian yang berlebihan dan mencoba untuk segera kembali ke tempat duduknya.
Meskipun dalam situasi tersebut anak tersebut merasa malu-malu dan cenderung menghindari sorotan, tetap terlihat adanya keinginan untuk memenuhi tuntutan tugas. Anak mungkin berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas tersebut, meskipun terlihat sedikit tertekan oleh kecemasan yang dirasakannya.
Dalam konteks ini, penting bagi guru atau pendidik untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada anak tersebut. Mendorong anak untuk melangkah keluar dari zona nyaman mereka secara bertahap dan memberikan penguatan positif dapat membantu mereka mengatasi rasa malu dan membangun kepercayaan diri.
B. Tanda Anak Pemalu
Dalam Khadijah & Armanila (2017) tanda-tanda yang muncul pada anak yang pemalu meliputi:
a) Anak cenderung menghindari interaksi sosial dengan orang lain dan lingkungan sekitar.