Lihat ke Halaman Asli

Elvinakey

Guru Bahasa Indonesia

Berkat Air: Sebuah Puisi

Diperbarui: 5 April 2021   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati kami patah berkali-kali

Melihat bumi timur lagi-lagi merintih sakit

Menjerit, meringis pada alam yang kian lama kian sering mengeluh

Tidur dalam gigilnya badai, tanpa tahu sedetik lagi badai lain telah menanti

Anak-anak kecil merengek kepada ibu, meminta dekapannya lebih hangat

Dalam bisu, ibu merengkuh

Jantungnya berbisik..

"sumber air sudah dekat,

Membinasakan dengan singkat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline