ditulis oleh: Elvina Febriyanti, Dr. Dinie Anggraeni Dewi M.Pd., M.H, dan Muhammad Irfan Andriansyah S.Pd
Pancasila memegang peranan yang sangat penting sebagai dasar negara dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Sebagai pedoman moral dan etika, Pancasila mengarahkan kita dalam berbagai aspek kehidupan. Kelima sila yang terkandung di dalamnya memberikan panduan untuk menciptakan keharmonisan dalam masyarakat, mempertahankan persatuan bangsa, serta membangun masyarakat yang adil dan beradab. Pancasila memiliki kemampuan untuk menyatukan seluruh elemen bangsa tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau budaya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk hidup rukun, saling menghormati, dan mendukung satu sama lain demi mencapai cita-cita bersama, sambil tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Pancasila.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mencintai tanah air merupakan kewajiban moral yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk tindakan nyata. Salah satu cara yang sederhana namun bermakna adalah dengan memilih dan menggunakan produk dalam negeri, seperti batik. Tindakan ini bukan sekadar memilih barang lokal, tapi juga berkaitan erat dengan sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.
Sila ketiga mengajarkan kita akan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman yang ada. Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan budaya, bahasa, dan tradisi, namun tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kerangka ini, menggunakan batik sebagai produk lokal merupakan refleksi dari semangat persatuan. Batik, dengan motif yang beraneka ragam dari berbagai daerah, menjadi simbol keberagaman budaya yang menyatu dalam satu identitas bangsa. Melalui pemakaian batik, kita turut merayakan dan menghargai keragaman budaya yang merupakan bagian dari kekayaan Indonesia yang harus kita jaga.
Pasar tradisional, sebagai pusat penjualan batik menjadi contoh nyata penerapan nilai persatuan. Di sinilah masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya dapat berinteraksi dengan harmonis. Penjual dan pembeli saling berhubungan tanpa memperhatikan perbedaan, mereka fokus pada tujuan bersama yaitu untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Aktivitas ini mencerminkan bagaimana persatuan dapat terjalin melalui interaksi yang saling menghormati dan menghargai.
Lebih dari itu, batik sebagai warisan budaya bangsa memiliki daya untuk menyatukan masyarakat melalui kebanggaan bersama terhadap identitas nasional. Dengan mengenakan batik, kita mengekspresikan rasa cinta tanah air yang tidak hanya simbolik tetapi juga nyata. Hal ini menguatkan kesadaran bahwa meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda, kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Semangat ini adalah inti dari sila ketiga Pancasila.
Pendukung penggunaan produk lokal seperti batik juga berpotensi mempererat solidaritas di antara masyarakat. Dengan mendukung para pengrajin dan pedagang kecil, kita berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal yang berdaya saing, sehingga semakin memperkuat rasa persatuan. Hubungan yang terjalin antara produsen, penjual, dan pembeli mencerminkan kerja sama yang harmonis dan saling menguntungkan, menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan.
Dengan demikian, sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia, dapat diwujudkan melalui tindakan sederhana seperti mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Batik, sebagai warisan budaya yang mencerminkan keragaman Indonesia, menjadi simbol persatuan yang nyata. Dengan menghargai, mendukung, dan memanfaatkan batik, kita tidak hanya melestarikan budaya bangsa, tetapi juga memperkuat persatuan yang menjadi fondasi kokoh bagi Indonesia.