Wawasan kebangsaan adalah pemahaman mendalam mengenai identitas, sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang melekat dalam suatu bangsa. Hal ini melibatkan kesadaran akan persatuan, keragaman, dan tanggung jawab terhadap pembangunan negara. Memiliki wawasan kebangsaan yang kuat menjadi landasan penting dalam membangun identitas nasional yang kokoh. Bela negara adalah sebuah konsep yang melibatkan partisipasi aktif warga negara dalam mempertahankan dan memajukan negara mereka.
Ini termasuk kesediaan untuk berkorban demi kepentingan negara, baik melalui pelayanan militer maupun kontribusi lain dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun nilai-nilai dasar bela negara meliputi Cinta Tanah Air, Sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan awal bela negara.
Salah satu contoh penerapan nilai wawasan kebangsaan dan bela negara adalah melestarikan budaya lokal. Memahami dan merawat tradisi budaya lokal, seperti tarian, musik, dan seni rupa, adalah cara lain untuk menerapkan wawasan kebangsaan. Ini menciptakan rasa identitas yang kuat dan mempromosikan keberagaman budaya di dalam negara. Dengan melestarikan budaya lokal, kita tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang tetapi juga memperkuat identitas nasional. Budaya lokal yang kuat dapat menjadi benteng pertahanan yang kokoh terhadap pengaruh negatif globalisasi, sehingga wawasan kebangsaan dan semangat bela negara dapat terus tumbuh dan berkembang dalam setiap generasi.
Adapun Permasalahan dan tantangan dalam penerapan wawasan bela negara pada pelestarian budaya lokal masa kini yang mencakup berbagai aspek yang cukup kompleks. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi seperti Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman, banyak generasi muda yang kurang memahami pentingnya bela negara. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer dan hiburan dibandingkan dengan isu-isu kenegaraan.
Yang kedua adalah adanya Pengaruh Budaya Asing, Globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang kuat, yang terkadang tidak sejalan dengan nilai-nilai bela negara. Misalnya, individualisme yang tinggi dapat mengurangi rasa kebersamaan dan solidaritas nasional. Permasalahan selanjutnya adalah Krisis Identitas Nasional dalam era modern, banyak orang mengalami krisis identitas nasional karena pengaruh globalisasi dan budaya asing. Hal ini dapat mengurangi rasa bangga terhadap budaya dan negara sendiri.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan upaya pendekatan yang holistik dan integratif, termasuk:
- Pendidikan yang Memadai: Memperkuat kurikulum pendidikan dengan memasukkan nilai-nilai bela negara dan sejarah perjuangan bangsa.
- Pemanfaatan Media: Menggunakan media sosial dan media massa untuk menyebarkan informasi positif dan edukatif tentang pentingnya bela negara.
- Peran Keluarga dan Masyarakat: Menguatkan peran keluarga dan komunitas dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini.
- Program Nasionalisme Kreatif: Mengadakan kegiatan yang menarik dan relevan bagi generasi muda untuk meningkatkan rasa cinta tanah air, seperti melalui seni, budaya, dan olahraga.
Keteladanan Pemimpin: Para pemimpin dan figur publik perlu menunjukkan keteladanan dalam hal bela negara agar dapat diikuti oleh masyarakat luas.
Dengan upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, diharapkan wawasan bela negara dapat lebih ditanamkan dalam budaya masa kini.
Selain itu terdapat Isu kontemporer budaya yang mencakup berbagai tantangan dan dinamika yang dihadapi oleh masyarakat modern dalam konteks globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial. Isu Kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang dan menjadi permasalahan yang masih hangat dibicarakan. Isu kontemporer dapat berkembang karena banyaknya masalah yang timbul akibat berbagai faktor baik dari internal maupun eksternal. Berikut adalah analisis beberapa isu budaya kontemporer yang signifikan:
- Globalisasi dan Identitas Budaya
- Krisis Identitas: Banyak masyarakat, terutama generasi muda, mengalami krisis identitas karena pengaruh budaya global. Mereka seringkali merasa lebih terhubung dengan budaya luar daripada budaya asli mereka.
- Digitalisasi dan Media Sosial
- Transformasi Budaya: Teknologi digital telah mengubah cara kita mengakses, memproduksi, dan menyebarkan budaya. Media sosial memungkinkan penyebaran cepat tren dan ide-ide baru, tetapi juga memicu disinformasi dan fragmentasi budaya.
- Komunitas Virtual: Munculnya komunitas virtual mengubah cara orang berinteraksi dan membentuk identitas mereka. Komunitas online seringkali menggantikan komunitas fisik, mempengaruhi nilai-nilai dan norma sosial.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pendidikan dan Kesadaran Budaya: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya budaya lokal dan keberagaman budaya di sekolah dan komunitas.
- Kolaborasi Internasional: Bekerjasama dengan komunitas internasional untuk melestarikan warisan budaya dan mempromosikan dialog antarbudaya.
- Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi digital untuk mendokumentasikan dan menyebarkan budaya lokal, serta untuk mendukung pelestarian warisan budaya.
- Penguatan Komunitas Lokal: Mendukung inisiatif komunitas lokal untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya mereka, melalui program-program pemberdayaan dan pelatihan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, tantangan-tantangan budaya kontemporer dapat diatasi, sehingga budaya lokal dan nilai-nilai kebangsaan dapat terus hidup dan berkembang di era globalisasi dan digitalisasi ini.