Setiap manusia pasti ingin memiliki tempat tinggal yang nyaman dan bersih. Untuk itu orang-orang yang pertama kali datang berkunjung akan melihat seperti apa lingkungan tempat tinggal yang akan dihuni. Apakah lingkungan itu layak dan bersih?
Ada banyak permasalahan yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan yang dipenuhi dengan tumpukan sampah. Salah satunya di kota Kendari yang merupakan ibukota Sulawesi Tenggara yang sejak lama telah menjadi peradaban manusia yang mebentuk suatu perubahan sosial bagi masyarakat sekitarnya. Dengan adanya perubahan ini banyak masyarakat yang berusaha bergerak maju atau mengikuti perkembangan yang ada dengan mencari energi pengganti minyak bumi sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat yang tinggal di kota Kendari memiliki produktivitas kerja yang tinggi sehingga hal ini dapat membuat jumlah produksi sampah-sampah semakin meningkat karena bertambahnya jumlah populasi (penduduk) yang tinggal di lingkungan kampung tersebut. Kita mengetahui bahwa masalah atau fenomena sampah adalah masalah yang paling besar dan sulit untuk diatasi di semua sudut kota maupun seluruh dunia. Sampah-sampah yang berserakan ini sebenarnya terjadi karena manusia itu sendiri yang menciptakan. Namun mereka (manusia) masih tidak sadar dampak apa yang dapat ditimbulkan dari pembuangan limbah sampah secara sembarangan.
Manusia tidak pernah menghargai bagaimana orang-orang dari kelas bawah atau yang punya status sosial yang rendah seperti pemulung-pemulung yang memunguti sampah yang sebenarnya hal tersebut secara tidak sadar dapat mengurangi volume sampah baik yang ada di sungai, pinggir jalan, maupun tempat lainnya.
Namun hal ini hanya dipandang sebelah mata oleh pemerintah maupun orang-orang yang merasa dirinya memiliki kekuasaan tinggi yaitu menganggap para pemulung hanyalah orang-orang dari kaum minoritas yang tidak punya sesuatu untuk dipamerkan kepada kaum mayoritas Padahal jika dilihat kembali setidaknya para pemulung sudah melakukan usaha yaitu berinisiatif untuk menjaga kebersihan lingkungan di kota Kendari khususnya bagi masyarakat kampung.
Untuk itu Pemerintah mencoba melakukan program-program yang berguna dan dapat diterapkan secara nyata bagi para pemulung yaitu membuat program inovatif untuk membantu pemulung-pemulung yang ada di kota Kendari khususnya di area tempat pembuangan akhir sampah (TPAS). Pihak dari Dinas Kebersihan kota Kendari bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup, Dinas Sosial,serta Dinas Tata Kota dan Perumahan dengan menerapkan teknologi pengelolaan tumpukan sampah padat menjadi gas metan yang digunakan sebagai sumber energi listrik dan bahan bakar gas alternatif.
Di Kampung Mandiri Energi Puuwatu dikenal sebagai tempat penampungan sampah terbesar tetapi, hal tersebut tidak menjadi titik lemah dari masyarakatnya. Seperti yang dapat dilihat bahwa kampung Puuwatu ini bisa menjadi panutan karena dapat memanfaatkan dan mengolah sampah menjadi sumber energi bagi masyarakat kampung. Melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat pemulung di Kota Kendari ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr.M.Najib Huain S.Sos.M.Si dan Marsia Sumule G.M.Si bahwa berbagai jenis kampanye sangat diperlukan untuk menunjang adanya perubahan sosial terutama untuk membnagun kota Kendari dan kampung Puuwatu menjadi lebih baik.
Peneliti mengatakan pada tahun 2013 pemerintah kota Kendari melakukan program untuk meminimalisir kemiskinan yaitu dengan membangun kawasan kampung mandiri energi serta menyediakan 120 unit rumah untuk para pemulung yang tinggal menetap di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS). Dengan begitu semua masyarakat dapat meningkatkan taraf kehidupannya atau status sosialnya. Namun hal yang terpenting adalah bagaimana pemerintah berhasil mensosialisasikan program tersebut melalui kampanye kepada masyarakat kota Kendari.
Kesadaran diri masyarakat itu sendiri dinilai penting agar mereka mengetahui banyak sebab dan akibat yang bisa merusak lingkungan seperti menimbulkan banjir yang hal tersebut dapat merugikan masyarakat kampung Puuwatu. Kampanye sumber energi ini sebenarnya kurang dikomunikasikan secara langsung kepada warga kampung Puuwatu. Sehingga mereka masih dengan sesuka hatinya membuang sampah di sembarang tempat.
Padahal sampah itu dapat dimanfaatkan atau didaur ulang yang nantinya dapat memberikan hal positif yaitu meningkatkan perekonomian warga kampung dengan menjadikan sampah sebagai sumber energi gas metan. Salah satu bentuk kampanye lainnya adalah dengan membuat slogan "Oleh Limbah Jadi Berkah" yang bertujuan untuk memotivasi warga sekitar dalam mengolah sampah dengan sebaik-baiknya dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini para pemulung dan masyarakat sekitar diharapkan untuk lebih peduli terhadap permasalahan sampah yang berserakan di lingkungan sekitar rumah,pinggir jalan, tempat lainnya. Dengan semakin banyaknya sampah yang ada justru membuat kehidupan manusia itu sendiri menjadi kotor dan tidak baik untuk kesehatan lingkungan maupun kesehatan fisik. Sedangkan untuk Pemerintah kota Kendari diperlukan adanya pembatas keterlibatan dalam program energi terbarukan pada masyarakat pemulung di kampung Puuwatu ini.