Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Lelaki Kabut

Diperbarui: 26 September 2019   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Wahai lelaki kabut
Kaulah senja dengan segores jingga
Kuiris jadi sajak dari aksara luka
Saat hutan menjerit menangis
Paru-paru dunia meringis
Aku hanyut dalam harap
Ketika siluet asa berdekap


Wahai lelaki kabut
Kau bawa sekantong harapan
Gugup dalam musim dinginmu
Lalu aspirasi meleleh pada debar jerebu
Anak-anak negeri  jadi korban ambisi dimana nurani meraba detaknya sendiri
Harusnya kau jadi terumbu, kenapa membatu?


Jejeran waktu beku dalam heningmu
Bumi memintal rindu
Kenapa kau biarkan pertumpahan darah dan menutup mata pada bromocurah           

Biduk pertiwi terombang antara cumbu candu, seperti hilir yang kehilangan hulu

Namun lara telah hangatkan hati
Menjadi bara dalam diri
Laksana unggun api
Yang Membakar  diri
Untuk membunuh sunyi

  

Tangerang, 26 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline