Lihat ke Halaman Asli

Menata Ulang Kota dan Mengubah Banjir Menjadi Peluang

Diperbarui: 26 November 2024   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setiap kali musim hujan tiba, banjir terungkap menjadi topik yang sering kita dengar, mulai dari berita TV hingga cerita tetangga. Udara berkumpul di mana-mana sehingga menyebabkan kemacetan, bahkan terkadang hingga ke rumah. Namun pernahkah kita berpikir: mengapa banjir ini terus terjadi lagi? Apa memang hujannya deras sekali atau ada yang tidak beres di kota kita? 

 Mengapa terjadi banjir? 

Lihatlah sekelilingmu. Dulu waktu kita masih kecil, jumlah ladang yang luas, pohon tinggi atau tanah gundul masih banyak untuk menyerap udara. JAM? Semuanya telah berubah menjadi gedung, jalan atau tempat parkir. Akhirnya hujan air tidak mempunyai tempat untuk diserap oleh bumi.

Belum lagi masalah pipa ledeng. Banyak di antaranya yang sudah tua, tidak terawat, atau bahkan terisi sampah. Ya, bagaimana air bisa mengalir dengan mudah jika saluran airnya tersumbat, bukan? Nah, semua ini diperparah oleh kebiasaan kita - membuang sampah sembarangan, misalnya. Jangan kaget kalau hujannya sedikit Saya membanjiri kota. 

 Bagaimana jika kita mengubah banjir menjadi peluang? 

 Daripada terus menjadi korban banjir, kenapa tidak dijadikan alasan untuk memperbaiki kota? Ada banyak hal yang bisa kita lakukan lho: 

1. Menjadikan kota lebih hijau 

 Bayangkan kota kita penuh dengan taman, hutan kota atau kebun kecil. Selain menyejukkan suasana, tempat-tempat tersebut juga bisa menjadi penangkap udara. Artinya air hujan tidak langsung terkumpul, melainkan meresap ke dalam tanah. 

 2. Perbaikan pipa air 

 Saluran udara memerlukan perhatian khusus. Jika memungkinkan, gunakan teknologi modern yang dapat mendeteksi jika terjadi penyumbatan atau volume udara berlebih. 

 3. Desain perkotaan yang lebih hijau 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline