Pandemi Covid-19 mengubah beberapa pola hidup kita. Untuk memutus rantai penularan, pemerintah menghimbau agar kita sebaiknya bekerja atau belajar dari rumah, juga beribadah di rumah.
Untuk mengatasi kejenuhan di rumah, setiap orang punya cara tersendiri. Saya menata barang-barang di rumah, menyortir barang-barang yang tidak dipakai lagi, atau jarang dipakai. Barang-barang yang sebagian besar adalah alat dapur dan peralatan makan minum tersebut kemudian saya jual di grup-grup jual beli Facebook. Hanya beberapa jam setelah di-posting di Facebook, barang-barang tersebut laris manis karena dijual dengan harga 80 - 90 persen dari harga aslinya.
Saat beres-beres rumah inilah saya menemukan toples hadiah susu formula keponakan saya. "Mau dipakai, bentuknya sudah jelek. Mau dibuang sayang karena bahannya bagus." Ucap kakak saya.
Mendengar keluhan kakak, saya jadi punya ide untuk menghias toples tersebut dengan teknik decoupage. Salah satu hobi yang cukup lama saya tinggalkan. Saya kembali membongkar stok bahan-bahan yang saya butuhkan untuk kreasi decoupage saya.
Cat akrilik, kuas ukuran sedang dan kecil, spons, lem khusus decoupage, varnish khusus, serta tisue bergambar khusus untuk decoupage. Jika punya gambar yang bagus dari potongan koran, saya mengganti tisue decoupage dengan koran.
Menurut Wikipedia, Decoupage adalah seni menghias sebuah benda dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas berwarna/bergambar pada permukaannya yang dipadukan dengan efek cat khusus, daun emas atau unsur-unsur dekoratif lainnya.
Ada tiga buah toples yang saya decoupage.
Satu toples saya decoupage dengan potongan koran Kompas karena akan saya hadiahkan untuk teman saya yang kebetulan jurnalis Harian Kompas. Toples ini, setelah di-varnish dan kering, akan aman dicuci dengan air. Gambarnya melekat pada toples dan tidak akan mengelupas dalam jangka waktu yang lama.
Teman saya sangat senang saat saya berikan toples dengan motif koran Kompas ini, apalagi saat dia tahu bahwa saya mengolah kembali bahan bekas seperti toples dan koran menjadi sesuatu yang lebih menarik.
Dua toples lainnya saya kembalikan kepada kakak saya. Ekspresinya sama, dia sangat senang toples jeleknya berubah menjadi berwarna dan bermotif.
Saya juga senang bisa berbagi cerita di di event komunitas Semarkutiga ini. Hobi saat pandemi ini mungkin akan terus berlanjut karena ada toples-toples lain yang menunggu untuk di-decoupage. ***