Lihat ke Halaman Asli

Kudapan dan Camilan dari Sisa Jualan Pedagang di Pasar Tradisional

Diperbarui: 13 Desember 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Campuran ubi ungu, pisang, oatmeal, telur dan baking powder. (Foto : Elvidayanty)

Oatmeal adalah stok bahan makanan wajib buat saya. Saya mulai rutin mengkonsumsi oatmeal sejak sekitar 7 tahun lalu, saat saya divonis dokter kena penyakit thypus. Saya harus berhati-hati dengan makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan yang cukup aman saya konsumsi adalah oatmeal. 

Sering belanja ke pasar tradisional membuat saya akrab dengan beberapa pedagang langganan. Seringkali saya ditawari gratis sisa bahan makanan yang tidak laku dijual. 

"Sayang, Kak. Daripada dibuang, Kakak bawa pulang aja. Kakak bisa bagi-bagi ke tetangga atau orang yang kost di tempat Kakak." Kata pedagang langganan saya. 

Bahan makanan yang tidak laku itupun saya bawa pulang, saya juga sayang kalo bahan makanan yang masih layak dikonsumsi itu berakhir di tong sampah pasar tradisional. Sebagian besar makanan sisa yang saya bawa pulang itu saya olah dengan campuran oatmeal. 

Suatu hari saya dikasih pisang dan ubi jalar berwarna ungu. Ubi ungu saya rebus, lalu dihaluskan. Ubi ungu tersebut saya campur dengan potongan pisang, oatmeal, telur dan baking powder. 

Adonan tersebut lalu saya tuang ke cetakan kue, lalu dipanggang. Dengan dipanggang, makanan ini bisa bertahan selama 2 hari dikonsumsi. 

Adonan yang sudah dicampur rata, dituang ke dalam cetakan, lalu dipanggang. (Foto : Elvidayanty)

Kadang, hasil makanan yang saya olah, saya bawa lagi ke pasar dan diberikan ke pedagang yang memberikan bahan makanan tersebut. 

"Wah...jadi kue seenak ini ubi dan pisang kemarin ya, Kak." 

Pedagang yang menerima makanan tersebut sangat senang dan berterimakasih, saya tentu saja sangat bahagia karena merasa sangat dihargai. Bukan itu saja, saya juga bisa mengurangi bahan makanan yang terbuang sia-sia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline