Lihat ke Halaman Asli

Elvi Anita Afandi

FAIRNESS LOVER

BRUS, Antisipasi Pernikahan Dini: Jalin Komunikasi Efektif, Dengarkan Pengalaman Remaja

Diperbarui: 12 Oktober 2022   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah - KUA Cisarua Kemenag Kab. Bogor/dokpri

Beberapa kali saya sempat mengobrol santai bersama remaja dengan topik seputar penikahan dini dengan berbagai sebab dan latar belakangnya. Nyatanya, bagi mereka faktor terpenting yang harus ada untuk mengantisipasi pernikahan dalam suasana ketidaksiapan adalah jalinan komunikasi yang efektif  dengan orang-orang dewasa di sekitarnya, terutama tentu saja orang terdekat seperti orang tua atau keluarga besar ( tante, paman, kakek, nenek, kakak-kakak dan seterusnya).

Perlunya Komunikasi Efektif

Komunikasi secara singkat dapat dikatakan sebagai  suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi

Menurut para ahli, komunikasi yang baik antara remaja dengan orang-orang dewasa di sekitarnya akan dapat membangun hubungan yang harmonis satu sama lain, sehingga terbentuk suasana keterbukaan: remaja tidak segan berbicara atau bercerita kepada orang tuanya saat menghadapi masalah dan sebaliknya para remaja dapat mendengarkan dan menghargai saat orang tua mereka berbicara. Suasana ini akan membantu para remaja menyelesaikan masalahnya.

Keluhan dan Harapan

Hasil obrolan saya tersebut, menunjukkan rata-rata remaja ini mengeluhkan kondisi komunikasi dengan orang tua yang cenderung tidak mau atau ogah-ogahan mendengarkan. 

Para orang tua lebih memilih banyak berbicara memberikan petuah-nasihat bahkan kadang menyudutkan dibanding mendengarkan. Para orang tua, mereka nilai  selalu merasa lebih tahu banyak daripada anak.

Harapan anak-anak ini sebenarnya ringan saja, tidak memerlukan biaya secara finansial. Hanya membutuhkan waktu dan kesabaran. Mereka berharap orang tuanya bersedia mendengar apa yang yang mereka keluhkan atau alami terlebih dahulu dan lebih memberi kesempatan mereka  mengemukakan pendapatnya. 

Jika ada permasalahan yang mungkin tidak diinginkan para orang tua, hendaknya dicoba untuk menerima dahulu kenyataan yang dialami anak remaja dan memahaminya. 

Alih-alih mendengarkan, para orang tua terkadang memberikan kesan putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat dalam mengahadapi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline