Lihat ke Halaman Asli

elvarettadewi

Mahasiswa

I'tikaf: Hukum, Rukun, dan Keutamaan Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah

Diperbarui: 4 Desember 2024   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

I'tikaf adalah praktik berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama selama sepuluh hari bulan terakhir Ramadhan. Hukum i'tikaf adalah sunnah, namun bisa menjadi wajib jika dinadzarkan. Rukun i'tikaf meliputi niat dan berdiam di masjid, sedangkan syaratnya mencakup keislaman, akal sehat, dan suci dari hadats besar. I'tikaf dapat dibatalkan jika seseorang berhubungan dengan suami-istri atau keluar tanpa alasan yang sah.Ibadah ini memiliki landasan kuat dalam Al-Qur'an dan Hadits, yang menjelaskan keutamaan, tata cara, dan hikmah di baliknya.

1. Pengertian I'tikaf

Secara bahasa, i'tikaf berasal dari kata Arab "" (akafa) yang berarti berdiam atau tinggal di suatu tempat dengan tujuan tertentu. Dalam konteks ibadah, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah dan melakukan berbagai amalan saleh, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa.

2. Hadits yang Menyebutkan I'tikaf

Ada banyak hadits yang menggambarkan tentang i'tikaf, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

"Nabi Muhammad SAW biasa melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istrinya melanjutkan i'tikaf setelah beliau wafat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa i'tikaf adalah amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, dan menjadi amalan yang diteruskan oleh para sahabat dan umat Islam setelahnya.

3. Keutamaan I'tikaf

I'tikaf memiliki banyak keutamaan yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah. Beberapa di antaranya:

Mendekatkan Diri kepada Allah: I'tikaf adalah kesempatan untuk fokus beribadah tanpa gangguan dari urusan duniawi. Seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa yang melakukan i'tikaf dengan niat yang tulus, maka akan keluar dari i'tikaf tersebut seperti baru dilahirkan, bersih dari dosa." (HR. Bukhari)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline