Lihat ke Halaman Asli

Permasalahn Lingkungan di Balikpapan: Deforestasi, Polusi, dan Resiko Banjir

Diperbarui: 17 September 2024   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri framing text

Nama       : Trinie Elvara Gizcha Octamevia
Nim          : 2410416320033
Kelas.       : C
Dosen      : Dr. Rosalina Kumalawati,M.Si
Prodi        : S1 GEOGRAFI
Mata Kuliah : Pengindraan Jauh
Fakultas  : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat

    • Balikpapan adalah kota terbesar kedua di Kalimantan Timur, Indonesia, setelah Samarinda. Terletak di pesisir timur pulau Kalimantan, Balikpapan memiliki pelabuhan utama yang penting untuk perdagangan dan industri, terutama di sektor minyak dan gas. Kota ini merupakan pusat ekonomi yang berkembang pesat dengan berbagai fasilitas modern, termasuk pusat perbelanjaan, hotel, dan restoran.

 •  Balikpapan memiliki iklim tropis dengan suhu yang cenderung panas dan lembap sepanjang tahun. Curah hujan bervariasi, dengan musim hujan biasanya terjadi antara November dan April. Kota ini juga dikenal karena lingkungan alaminya, termasuk hutan hujan tropis dan pantai-pantai yang indah seperti Pantai Manggar dan Pantai Lamaru.

   • Sebagai pusat industri, Balikpapan sering menghadapi tantangan terkait polusi dan manajemen lingkungan. Namun, kota ini juga berupaya meningkatkan kualitas hidup warganya dengan proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan lingkungan.

    • Balikpapan juga memiliki berbagai tempat wisata, seperti Kebun Raya Balikpapan dan Taman Nasional Kutai yang terletak di sekitar area tersebut. Kota ini memainkan peran penting dalam ekonomi regional dan terus berkembang sebagai pusat bisnis dan industri di Indonesia.

Berikut adalah 10 bencana alam yang terjadi di Balikpapan,dalam bentuk Framing Text

dok. pri framing text

dok. pri framing text

- Kesimpulan

Permasalahan lingkungan di Balikpapan melibatkan deforestasi yang mengancam biodiversitas, polusi udara yang berdampak pada kesehatan, polusi laut yang merusak ekosistem perairan, serta risiko banjir dan erosi akibat perubahan tata guna lahan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya konservasi, pengelolaan polusi yang lebih baik, dan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline