Lihat ke Halaman Asli

Elva Susanti E

Menulis adalah salah satu cara berbagi yang abadi

Serunya Ramadan Semasa Kecil (Momen Nostalgia)

Diperbarui: 20 April 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict. Canva


Tahun 1997 saat Saya masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar.

Jujur, jika kembali mengingat masa kecil dulu ada rasa ingin mengulangnya kembali, terutama saat Ramadan seperti sekarang ini.

Dua bulan kami menempati rumah di Perum Kandang Mas Bengkulu, rumah sederhana yang saat itu perumahannya masih cukup sepi karena baru beberapa rumah dibangun. Berjarak dua hingga tiga rumah ada yang menghuni. Namun, tak lama kemudian susul menyusul mulai banyak yang menempati. Saat itu belum ada masjid di bangun, jadi ketika bulan Ramadan seperti ini Saya sekeluarga dan tetangga lainnya menumpang melaksanakan shalat di Masjid RT tetangga yang jaraknya cukup jauh, kurang lebih setengah kilo meter jika berjalan kaki.

"Pak Elva, ntar malam kami mau ke masjid di RT sebelah rame-rame. Kalau mau ikut, habis berbuka kita langsung berangkat!"

Sore itu salah seorang pria seusia bapak mengajak untuk pergi bersama-sama menuju masjid yang disebutkan dan bapak mengiyakan. Ba'da Maghrib Saya dan adik sudah bersiap dengan mukenah dan sajadah yang akan dibawa, anak-anak lain pun juga sangat antusias untuk ikutan.

Jarak yang cukup jauh dan jalanan masih belum ada penerangan (lampu jalan), akhirnya beberapa orang warga yang ikut membawa senter serta membuat obor. Begitu seterusnya ketika Ramadan. Bahkan, ada salah seorang teman mengusulkan untuk membuat lampu penerangan sendiri, dengan menggunakan kaleng bekas cat yang sudah dibersihkan dan diberi lubang pada salah satu bagian kaleng untuk menjadi jalan keluarnya cahaya dari lilin yang dinyalakan dari dalam kaleng tadi.

bawa-obor-malam-ramadan-607da7b8d541df783e2126d2.jpg


Dari Joging Hingga Permainan Kasti
Semasa kecil saat Ramadan, apa yang kalian dan teman-teman lakukan usai azan subuh berkumandang? Kalau Saya dan teman-teman saat itu sebelum azan Subuh bersama orangtua kami berjalan beriringan menuju masjid, karena masih cukup gelap jadi kami membawa senter. 

Sepulangnya dari sana, Saya dan teman-teman janjian untuk joging ke Pulau Baii (Bengkulu) dengan perjalanan 1 kilo meter jika menempuh dengan berjalan kaki, namun hanya batas jembatan saja. Sepulangnya dari sana, kami pun kompak untuk bermain kasti di lapangan RT kami. Seru sekali!

Pict. Pixabay


Keseruan Membakar Batok Kelapa
Pada malam setelah dua minggu berpuasa, Saya dan teman-teman sepakat untuk membuat perapian di pinggir jalan dengan menggunakan batok kelapa, yang mana batok kelapa tersebut disusun meninggi menggunakan besi yang ditancapkan ke tanah, membuat sepanjang jalan terang benderang. Bahkan ada teman yang iseng membakar beberapa buah singkong pada perapian tersebut, dan akhirnya kami makan singkong bakar bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline