Lihat ke Halaman Asli

Annisa Hadi El Ulya

Mengikat ilmu dengan menulis, karena menulis membuatmu abadi

Merindumu

Diperbarui: 21 Oktober 2023   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Untaian tasyakur luhur, ku ungkapkan pada Sang Pemilik Keluhuran, penuh asa kupersembahkan rangkaian kata, yang tersembunyi dengan gemuruhnya dalam dada

Dalam keheningan, dalam kesendirian, dalam masa yang penuh pengharapan, rindu ini begitu dalam menggigit hingga begitu sakit

Masa telah berlalu tanpa mau menungguku, ia pergi begitu saja tanpa menghiraukan ku yang masih berjalan tertatih-tatih

Hatiku terus menjerit dalam kerinduan yang dalam ini, kerinduan yang tanpa batas, entah pada siapa, hanya ingin kusimpan sendiri, sehingga gejolaknya semakin kuat mendorong jemariku untuk menarikan pena dan menarik kata demi kata

Tak sanggup aku menahan semua ini, menahan dorongan dan gejolak ini, yang seolah memaksaku untuk terus mendaki, mendaki dan mendaki dan aku pun akhirnya pasrah untuk terus mendaki dan tak ingin berhenti

Rindu, mengapa engkau terus menyiksaku ? Tak cukupkah bagimu, yang terus melukaiku ? Menjadikan semakin menganga lukaku ? Hingga mengeringkan tetesan air mataku ?

Oh...Rindu kumohon padamu tuntun lah diriku untuk bertemu, sehingga menyembuhkan dalamnya nganga lukaku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline