Malam beranjak larut, duduk termenung, sendiri
Jangan takut, kau tak sendiri, masih ditemani detik jarum jam, pun suara cicak yang setia
Tengoklah di luar sana betapa gelapnya langit, berselimut malam yang memeluk erat kegelapan, tampak kelam, karena bulan dan bintang tak menampakkan kecantikannya
Deru roda motor terkadang juga hadir sesekali, juga roda empat yang jua tak mau ditinggal berlari, karena disini sepi
Inilah kampung halamanku, yang tetap tentram damai meski gelapnya malam menyapa setiap hari
Karena di tiap malam kelam, kan terbit fajar esok hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H