Lihat ke Halaman Asli

Eltuin

Bakti bagi Allah dan bagi Indonesia

Cerpen: Kawan Kecilku, Abraham Belksma

Diperbarui: 27 Maret 2022   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi bangunan gereja tua. (sumber: pixabay.com)

Makassar, 25 Maret 2022

Hari ini Gereja Toraja, gereja yang kini telah tumbuh menjadi pohon dari benih yang ditabur para Zendeling berumur 75 tahun. Timeline halaman media sosial penuh dengan ucapan selamat. 

Aku kemudian mengambil buku yang diwariskan kakek sebelum ia meninggal sepuluh tahun yang lalu. Isinya perjalanan hidupnya, termasuk perjumpaannya dengan keluarga Johanes Belksma.

Selasa kemarin ketika sedang mencari arsip untuk penulisan sebuah cerita di perpustakaan kampus, aku mendapatkan buku "De Sieraden van Lai Kaloea" yang ditulis oleh Anneke van der Stoel, menantu Hanna Belksma, adik Abraham Belksma.

Toraja, 20 Juni 1936

Dalam perjumpaan siang itu dengan Abraham, ia bercerita cukup banyak kepadaku. Sudah cukup lama aku tidak berkunjung ke tempatnya, padahal waktu kecil kami sering bermain bersama. 

Salah satunya tentang dua orang adiknya yang meninggal dalam waktu yang cukup berdekatan. Cornelia dan Lieuwe, masing-masing meninggal 26 April dan 01 Mei 1918. 

Mereka merupakan korban dari keganasan Flu Spanyol yang menginvasi Toraja saat itu. Belakangan, orang Toraja menyebutnya "ra'ba biang".

Gejala yang dialami Cornelia dan Lieuwe sama. Sakit kepala, batuk kering, dan  gangguan pernapasan.

"Dua hari sebelum Cornelia meninggal, ia mulai merasakan gejala. Padahal sore itu kami masih bermain di halaman rumah bersama dia, Saakje dan Lieuwe." Abraham sekejap memejamkan mata. Ia mencoba mengingat salah satu kisah yang tidak akan pernah ia lupakan. Di wajahnya masih nampak kesedihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline