"Kalian lebih suka belanja online atau offline?" Saya bertanya kepada adik-adik.
"Offline," jawab mereka kompak.
Mereka bilang, mereka lebih senang ketika bisa memastikan bentuk barang yang dibeli, dan itu memang menjadi kelebihan belanja via luring. Namun bukan berarti mereka belum pernah membeli sesuatu lewat daring. Belanja luring vs belanja daring memanglah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut, akan saya coba untuk menjabarkan beberapa di antara perbedaan belanja luring vs belanja daring tersebut:
Belanja Luring (Belanja Offline)
- Cara belanja luring atau cara belanja tradisional mengharuskan kita datang ke pasar atau tempat produk itu dijual;
- Di "toko" itu kita dapat melihat barang yang ditawarkan secara lebih jelas bagaimana bentuknya, ukurannya, bahannya, baunya, dan ciri-ciri lainnya dari produk yang akan kita beli;
- Soal tawar menawar, tergantung di mana dan kepada siapa kita belanja.
Belanja Daring (Belanja Online)
- Belanja daring dapat dilakukan dari rumah (atau di mana pun itu -asalkan tempatnya terjangkau), tak perlu repot-repot bersiap, berdandan, dan berjalan ke tempat belanja;
- Kita tidak bisa memastikan dengan mata kepala sendiri bagaimana bentuk, ukuran, bahan, bau, dan ciri-ciri lainnya dari produk yang akan kita beli. Kita hanya bisa melihat dari foto (atau mungkin juga video) dan mendapatkan informasi dari deskripsi produk yang tertera di "toko". Meski begitu, sebagai tips, jika sebelumnya sudah pernah membeli produk yang dijual di sana (contohnya makanan, atau barang lain yang ditunjukkan teman), maka akan lebih terjamin;
- Tawar menawar juga tergantung di mana dan kepada siapa kita belanja. Jika kita belanja di sebuah platform e-commerce, biasanya tidak akan bisa melakukan tawar-menawar (atau Pembaca ada yang tahu di e-commerce mana kita bisa melakukan tawar menawar?). Namun jika kita belanja kepada seseorang yang menawarkan dagangan secara daring lewat media sosial, barangkali kita bisa menawar harga (jika harganya dirasa tidak masuk akal, atau jika tega menawarnya).
Lokasi Memengaruhi
Tidak semuanya bisa kita lakukan via luring dan tidak semuanya pula bisa kita lakukan via daring. Tempat tinggal kita juga menentukan. Ada toko atau penjual yang melayani penjualan atau pengiriman ke kampung sebelah hingga antar benua, ada pula yang tidak. Kalau begitu, tidak ada pilihan lain selain belanja via luring saja (atau bikin sendiri -tapi kita sedang membahas belanja, jadi kembali ke topik belanja). Sebaliknya, jika toko itu atau si penjual melayani shipping ke daerah tempat kita berada setelah melakukan order via internet/daring, maka kita bisa mendapatkan barangnya -apalagi jika toko tersebut belum membuka cabangnya di daerah kita.
Covid19 Memengaruhi
Secara teknis, penyebabnya adalah sistem dan aturan yang memengaruhi. Kalau tidak ada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan ditutupnya pasar (kecuali yang menjual sembako), maka bukan tak mungkin para pedagang masih membuka tokonya. Namun tetap saja, dunia berubah semenjak Corona menyerang (dunia perlahan memang terus berubah karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi perubahan karena Corona/Covid19 ini sungguh drastis juga). Jadi begitulah, karena tidak bisa membeli secara langsung, kita pun memanfaatkan teknologi (dan bersyukur bisa internetan).
Demikian rasanya yang dapat saya tuliskan pada kesempatan ini untuk menjawab pertanyaan pada judul: Kado lebaran beli dimana? -dan ya, ini bukan iklan karena saya tidak bermaksud jualan pada tulisan ini. Jawaban dari pertanyaan itu adalah terserah pembeli mau beli di mana asalkan bisa menjangkaunya. Kado lebaran pun bermacam-macam bentuknya. Apa saja itu? Mari, akan saya coba sedikit memberi contoh untuk inspirasi bagi kita semua (bagi Pembaca, dan bagi saya jikalau suatu hari saya lupa -bisa gitu ya?).
Macam-macam Kado Lebaran