Lihat ke Halaman Asli

Elsypa Lora Travianti

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang

Workshop KKN UNSIKA 2024: Sapu Kreatif dari Botol Plastik Bekas!

Diperbarui: 30 Januari 2024   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Dokumentasi pribadi]

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang 2024 menunjukkan dedikasinya dalam upaya pelestarian lingkungan dengan berhasil menggelar workshop pembuatan sapu dari botol plastik bekas dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ide Bisnis UMKM Berbasis Ekonomi Hijau Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan" di aula kantor desa Payungsari, Kecamatan Pedes, Kab. Karawang pada 24 Januari 2024, mereka mengajak masyarakat untuk belajar cara membuat sapu yang ramah lingkungan dari botol plastik bekas. Workshop ini dihadiri oleh perangkat desa dan perwakilan warga desa dari 5 dusun yaitu dusun Pedes 1, Pedes 2, Jatimuka, Bayur 1 dan Bayur 2.

Workshop tersebut merupakan program kerja utama KKN UNSIKA 2024. Peserta workshop diajak belajar langkah-langkah sederhana namun inovatif dalam mengubah botol plastik bekas menjadi sapu yang fungsional yang dipandu secara detail oleh mahasiswa KKN UNSIKA 2024.

Jumlah sampah botol bekas yang saat ini semakin banyak dan akhirnya menyebabkan pencemaran lingkungan baik didarat maupun dilaut tentu saja sudah sangat meresahkan. Selain itu, adanya minat warga dalam mengumpulkan botol bekas namun hanya dijual perkilo dengan harga yang murah, menjadi alasan mahasiswa KKN UNSIKA 2024 membuat workshop pembuatan sapu dari botol bekas sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah botol plastik bekas.

[Dokumentasi pribadi]

Proses pembuatan sapu tersebut dimulai dengan menyerut botol plastik bekas menggunakan alat sederhana yang terbuat dari balok kayu, besi dan isi cutter. Lalu serutan dipintal dengan papan kayu, kemudian pintalan tersebut direbus menggunakan kayu agar hasil pintalan menjadi serutan yang lurus . Setelah itu serutan yang sudah lurus di potong dan dimasukan ke lubang lakop yang telah dimasuki tali. Lakukan hal tersebut hingga lubang lakop penuh dan sapu terbentuk.


Peserta workshop pun terlihat sangat bersemangat dan menunjukan antusiasme yang tinggi dalam menyelesaikan pembuatan sapu ramah lingkungan tersebut. Bahkan mereka menyatakan niat untuk melanjutkan praktek daur ulang sampah botol plastik tersebut dirumah. Hal ini tentu saja merupakan reaksi positif yang ditunjukan oleh masyarakat sekitar.

[Dokumentasi pribadi]

[Dokumentasi pribadi]

[Dokumentasi pribadi]

Sapu ramah lingkungan ini juga dapat membuka peluang usaha bagi warga desa, adapun modal yang dibutuhkan hanya sebesar Rp3.500 untuk membeli lakop dan gagang sapu yang dapat dijual dari harga Rp10.000 hingga Rp15.000.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline