Lihat ke Halaman Asli

Penulis-penulis Milenial

Diperbarui: 15 Mei 2019   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram/@gentakiswara

Siapa yang tidak mengenal Hilman Hariwijaya? Lelaki penulis novel angkatan 1980 -- 1990-an ini terkenal dengan karyanya yang berjudul "Lupus". Novel Lupus yang terbit pada tahun 1990 ini menjadi salah satu novel terfavorit remaja saat itu. 

Memasuki abad ke-21 penulis angkatan 2000-an pun mulai bermunculan ditandai dengan terbitnya buku "Leksikon Susastra Indonesia" pada tahun 2000. Salah satu penulis angkatan 2000-an yang muncul saat itu adalah Andrea Hirata. 

Andrea Hirata dengan novelnya "Laskar Pelangi" dan "Sang Pemimpi" berhasil memberi pengaruh signifikan terhadap perkembangan sastra Indonesia. Karya-karyanya pun berhasil diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. 

Bukan hanya Andrean Hirata, penulis lain seperti Dewi Lestari, Tere Liye, Ahmad Fuadi, Habiburahman El Shirazy, dan Cucuk Espe pun ikut meramaikan perkembangan sastra Indonesia. Tak dipungkiri, karya-karya mereka memberi motivasi tersendiri bagi penulis-penulis di era milenial ini.

Pada era milenial ini, perkembangan sastra Indonesia pun semakin pesat. Para penulis era milenial ini mempunyai gaya tersendiri dalam menarik perhatian remaja. Remaja saat ini, lebih tertarik pada karya-karya seni yang identik dengan suasana santai, senja sore hari, hujan, kopi, puisi, dan hal-hal lain yang mereka sebut aestetik. 

Penulis milenial saat ini pun menarik perhatian remaja dengan membuat hal-hal yang mereka sukai. Seperti halnya Fiersa Besari. Rasanya nama Fiersa Besari ini sudah sangat akrab di telinga para remaja. Siapa yang tidak mengenal lelaki pencipta dan pelantun lagu "Waktu Yang Salah" yang akhir-akhir ini ramai di telinga para remaja?

Fiersa adalah seorang musisi muda bergaya indie dari Bandung. Awalnya fokusnya adalah hanya menjadi seorang musisi, tetapi setelah mengelilingi Indonesia mencoba untuk mencari jati diri dan memahami arti dari sebuah perjalanan ia memutuskan untuk menuangkan semua pengalamannya dalam tulisan. Buku pertamanya yang berjudul "Garis Waktu" berhasil terjual hingga 10 eksemplar. 

Mulai dari situlah ia membuat tulisan-tulisan lainnya hingga terbitlah buku keduanya berjudul "Konspirasi Alam Semesta". Buku ini sangat menarik karena kita tidak hanya menikmati tulisan-tulisan karyanya, kita juga dapat menikmatinya dalam bentuk musikalisasi puisi yang dikemas dalam bentuk MP3. 

Pada pembatas buku "Konspirasi Alam Semesta" terdapat sebuah barcode yang bisa kita scan dan dari situ kita akan mendapatkan link download puisi-puisi yang tersaji dalam bentuk musikalisasi puisi.

bukukita.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline