Rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Vape" di masa sekarang ini sudah bukan lagi menjadi rahasia umum dikarenakan hal ini sudah lumrah dan banyak yang memiliki barang tersebut di kalangan remaja saat ini. Bahkan penikmatnya bukan hanya laki-laki saja, tetapi di era sekarang barang tersebut juga sudah banyak diminati oleh Wanita.
Penggunaan alat ini sangat meresahkan bagi lingkungan sekitar bukan hanya karena asapnya yang menyebar kemana-mana tetapi juga kekhawatiran Masyarakat tentang Kesehatan para pengguna rokok elektrik ini. Kekhawatiran ini muncul karena banyak sekali anak-anak yang masih dibawah umur yang memiliki alat ini, dan juga kurangnya edukasi bahaya dari penggunaan alat ini baik untuk jangka Panjang Rokok maupun untuk jangka pendek.
Sekarang ini saat kita pergi ke tempat yang dipenuhi oleh kalangan muda mudi sudah tidak jarang atau sudah umum jika mereka membawa alat ini untuk ke tempat umum. Bukan hanya karena lebih murah tetapi juka lebih mudah untuk di bawa kemana-mana bisa disimpan dikantong, tas, maupun digenggam biasa. Mengapa saya mengatakan bahwa rokok elektrik/vape ini lebih murah dari rokok konvensional biasanya, karena bisa dihitung dari pembelian rokok yang sering kira-kira 1 kotak rokok harganya 25 ribu yang mungkin bisa digunakan hanya sampai 3 hari tergantung intensitas penggunanya jadi selama 1 minggu bisa menghabiskan hamper 50 ribu bahkan bisa lebih hanya untuk sebuah rokok. Nah jika menggunakan rokok elektrik ini 1x membeli alat bisa digunakan untuk jangka yang Panjang mungkin hanya perlu untuk membeli cairan umtuk alat ini kira-kira harganya 1 alat setelah saya search hamper 150 ribu bahkan ada yang berharga hampir 500 ribu untuk 1 alatnya, dan untuk cairannya sendiri kira-kira berharga paling murah ada yang 15 ribu bahkan jika ingin kualitas yang terbaik itu berharga 100 ribu lebih. Sehingga 1 alat dan 1 cairan ini mungkin bisa dipakai untuk 2 minggu nah jika cairannya habis bisa membeli yang murah, hal ini yang menjadikan rokok ini lebih diminati.
Dampak yang diberikan oleh rokok elektrik ini sebenarnya sama saja dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan rokok konvensional, tetapi karena perkembangan zaman anak-anak lebih sering mengikuti tren yang sedang happening. Hal itulah yang cenderung membuat anak-anak tidak mau ketinggalan zaman atau sekarang lebih dikenal dengan kata FOMO, dampak yang mungkin akan muncul setelah penggunaan alat ini yakni
- Kanker
- Kerusakan paru-paaru
- Ketergantungan
- Menurunnya Kesehatan jantung, Dll.
Berdasarkan hasil data dari Survei Kesehatan Indonesia(SKI) tahun 2023, pengguna rokok konvensional di Indonesia mencapai 70 juta jiwa yang di antaranya berusia 10-18 tahun. Sedangakan pengguna rokok elektrik/vape ini hamper 25% Masyarakat Indonesia pernah menggunakan alat ini menurut survei yang dilakukan Statista Consumer Insights dari januari sampai maret 2023. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakana agar seluruh negara untuk melarang penggunaan rokok elektrik agar tidak semakin menyebar secara luas.
Menurut saya cara yang efektif agar penyebaran rokok elektrik maupun rokok konvensional tidak semakin menyebar luas, pemerintah harus menekan penjualan rokok dan juga pemerataan sosialisasi bahaya dari rokok tetapi dari Masyarakat juga harus memiliki kesadaran terhadap Kesehatan mereka masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI