Lihat ke Halaman Asli

Islam Moderat, Ummatan Wasathon

Diperbarui: 15 April 2016   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alam semesta begitu luasnya, aku hanyalah secuil daging yang hidup di pojok alam semesta yang bernama bumi, di galaksi bimasakti dalam orbit tatasurya. Di bumi pun aku haya seorang manusia yang hidup di sebuah titik yang sangat kecil

Kehidupan banyak sekali mengandung perbedaan-perbedaan. Entah itu dalam hal agama, budaya, politik, sosial, ekonomi global, dan lain sebagainya.

Sebelum aku menulis lebih banyak lagi, perlu aku katakan lagi bahwa tulisan ini hanyalah tulisan biasa yang ditulis orel anak muda yang sama sekali tak tahu banyak tentang kehidupan. Hanya asal menulis tanpa pernah mengadakan penelitian-penelitian sebagaimana profesor-profesor atau para akademisi dan kaum cendekiawan pada umumnya.

Maka jangan banyak digubris apa yang akan saya bahas. Jangan terlalu dibahas berkepannjangan, dan jangan dipersoalkan, dibesar-besarkan. Jangan.!

***

Aku adalah anak NU, aku IPNU. Aku sudah mengikuti 3 tahap kaderisasi dalam IPNU yaitu (1) Masa Kesetiaan Anggota, (2) Latihan Keder Muda, (3) Latihan Kader Utama.Bahkan aku juga sudah menjadi Trainer Kaderisasi IPNU di lingkup kabupaten.

Namun, ke-IPNU-anku nukan lantas membuatku membenci yang bukan NU, misalanya Muhammadiyah. Aku tidak pernah sekali pun membenci Muhammadiyah, karena aku sudah paham bahwa perbedaan pasti ada. Perbedaan sangatlah wajar.

Dilain sisi, aku terkadang merasa bahwa diriku sama sekali bukan NU dan sama sekali bukan Muhammadiyah atau ormas islam apa pun. Aku adalah Orang Islam. Muslim.

Aku belajar dari manusia Muhammad yang diciptakan oleh Tuhan dan dilantik sebagai Khotamul Ambiya' Wal Mursalin, dan Sayyidul Ambiya' Wal Mursalin. (Penutup para Nabi dan para Rosul, dan Pimpinan para Nabi dan para Rosul). Kemudian manusia Muhammad ini diberi seperangkat kecerdasan emosional yang luarbiasa sehingga menciptakan kepribadian yang adil seadil-adilnya dengan sebenar-benarny adil, jujur sejujur-jujurnya dengan sebenar-benarnya jujur, serta arif dan bijaksana dalam setiap mengambil keputusan.

Kalau dulu ada perbedaan pendapat antara sahabat, tidak lantas nabi menyalahkan salah satu atau membela salah satu dari sahabat namun nabi memberikan pengertian dengan sangat hati-hati dalm menjaga perasaan sahabatnya, yaitu memberi jalan keluar dengan tanpa menyinggung perasaan siapa pun, dengan kedamaian cinta-kasih yang mendalam.

Namun saat ini, kita sudah tidak bisa sama sekali bertanya kepada Kanjeng Nabi Muhammad itu, karena beliau sudah meninggal selama 14 abad yang lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline