Simbol dan cerita tentang pendidikan anak yang di abadikan di dalam Al-Qur'an adalah kisah Luqman Al Hakim. Cara beliau dalam mendidik anak menjadi pedoman bagi semua umat manusia yang beriman. Dalam surat Luqman yang di legendakan Luqman bukan istrinya. Disini bisa kita lihat bahwa peran ayah dalam mendidik generasi sangat dibutuhkan.
Di dalam surat Luqman di jelaskan dialog Luqman dan anaknya. Dalam surat Luqman ayat 17 yang artinya "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),"
Rumah tangga sering di ibaratkan dengan sebuah sekolah, maka ayah adalah kepala sekolah. Yang membuat keputusan, memberikan nasihat serta peringatan. Lihatlah ayat di atas yang memberikan perintah adalah sosok ayah bukan ibu. Karena dalam jiwa ayah terdapat ketegasan yang memang dibutuhkan. Dapat di bayangkan jika ibu memberikan perintah dengan kelemah lembutan yang di fitrahkan kepada seorang ibu, maka anak akan berpikir bahwa itu hanyalah pilihan bukan perintah. Seorang guru pernah menyampaikan jika peran itu di ambil alih oleh ibu maka akan terjadi, ibunya lebay, bapaknya abai dan anaknya alay. Nauzubillah.
Bisa kita lihat sekarang, perubahan yang sangat drastis. Dimana generasi lelaki banyak yang bertulang lunak. Kenapa bisa demikian, karena kurang hadirnya sosok ayah dalam kehidupan masa kecilnya. Peran penting ayah dalam keluarga ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi, tetaplah di gerbang itu atau lepaskan," (H.R. Tirmidzi). Dari hadits ini dapat dilihat pentingnya peran ayah dalam mendidik anak. Maka sangat wajar rasanya Rasulullah mengatakan bahwa setiap anak yang di lahirkan dalam keadaan fitrah, namun orang tua lah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, nasrani ataupun majusi.
Ustaz Harry Santosa mengatakan, tidak ada anak salah gaul yang ada adalah anak salah pola asuh. Jika ayah hadir dan memberikan batasan-batasan secara tegas bukan keras maka anak akan tahu sampai di mana dia boleh bergaul. Namun terkadang para ayah hanya menganggap kewajiban mengurus anak adalah kewajiban ibu saja, kewajiban ayah hanya mencari nafkah. Sungguh pemikiran yang sangat buruk untuk perkembangan anak. Jika kita kaji lebih dalam, banyak anak-anak yang "nakal" itu karena kurang hadirnya sosok orang tua. Maka mereka memilih hadir di tempat dimana mereka merasa di hargai dan di cintai.
Kenakalan remaja yang sering kita lihat, sering kita baca beritanya. Sungguh miris dan tumbuh tanda tanya yang besar. Akan jadi seperti apa negera ini nanti jika generasi muda mengalami krisis mental. Di usia remaja adalah fase yang mudah di pengaruhi di sanalah islam menaruh perhatian lebih agar sosok ayah hadir dan memberikan batasan serta pengajaran untuk anak mereka.
J. Verkuyl (dalam Elia, 2000) menyebutkan peran seorang ayah pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak adalah membantu ibu memberikan perawatan. Namun setelah itu ayah menjadi kepala keluarga yang berwibawa dan mempertahankan serta melindungi kehidupan keluarga. Ayah adalah sosok yang seharusnya memperkenalkan dan membimbing anak-anak terhadap dunia luar.
Menurut Richard C. Halverson (2002) seorang ayah bertanggung jawab untuk tiga tugas utama. Pertama, seorang ayah harus mengajarkan tentang Tuhan dan mendidik anaknya dalam ajaran agama. Kedua, seorang ayah harus mengambil peran sebagai pemimpin keluarga. Ketiga, ayah beratanggung jawab atas disiplin.
Dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.". Dalam ayat ini seolah menjelaskan agar kita senantiasa menjaga keluarga kita dari perbuatan-perbuatan yang sekiranya bisa menjerumuskan kita ke api neraka. Bekal yang diberikan oleh sosok ayah sangat penting bagi anak-anak agar menjadi pedoman disetiap anak mengambil keputusan.
Menurut para pakar parenting, peran ayah dalam merawat anaknya berdasarkan kepada tiga hal. Pertama kebutuhan afeksi, seperti memberikan perhatian, rasa aman, membahagiakan serta memberikan yang terbaik. Kedua, pengasuhan seperti, meluangkan waktu, memberikan nasehat, mengingatkan, menjaga serta mengajarkan. Yang ketiga dukungan finansial, seperti memberi makan, memberi uang jajan serta memenuhi kebutuhan
Maka dari itu hendaknya seorang ayah memahami peran penting dirinya dalam keluarga. Sebelum menikah perbanyak ilmu parenting dan agama agar anak tidak merasa kehilangan sosok ayah di masa kecilnya nanti. Ketika sudah menjadi ayah hendaknya jangan hanya memerintah namun berikan contoh. Tidak hanya memerintah untuk solat namun sang ayah malah tidak solat. Melarang anak untuk merokok tapi dia sendiri yang mencontohkannya. Jadilah sosok ayah yang dirindui hadirnya di rumah oleh anak, bukan di hindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H