Semarang -- Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang diselenggarakan oleh Kampus Merdeka telah mempertemukan banyak mahasiswa dari berbagai penjuru Nusantara di satu kampus tujuan (PT. INBOUND). Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merasakan lingkungan akademis yang berbeda, namun tak sedikit yang mengalami culture shock, mulai dari perbedaan kebudayaan, bahasa, hingga biaya hidup.
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), yang berlokasi di tengah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu kampus yang turut memeriahkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini. Udinus telah menjadi tuan rumah dalam program ini sebanyak empat kali sejak awal dibukanya program ini.
Banyak mahasiswa PMM di Udinus mengalami culture shock terutama dalam bidang kebudayaan. Budaya Jawa yang kental, dikenal dengan keramahan, saling menghormati, dan menghargai, terutama kepada yang lebih tua, menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, perbedaan bahasa yang signifikan menjadi hal yang cukup menantang bagi peserta PMM di Jawa Tengah. Tak ketinggalan, perbedaan biaya hidup juga dirasakan, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari daerah timur Indonesia.
"Saya pikir hidup di tanah Jawa bakalan sesulit tinggal di Sorong, namun ternyata tidak juga. Di sini lebih praktis mencari bahan makanan serta harganya relatif lebih murah. Jika di Sorong harga satu bakso bisa mencapai Rp. 50.000,- namun di sini ternyata ada bakso dengan harga Rp. 10.000,-. Dan satu lagi, untuk masalah ongkir, kami di sana seperti membeli ongkir gratis barang. Ah, lagi-lagi sangat berbeda dengan tanah Jawa," tutur Westi, salah satu peserta PMM di Udinus yang berasal dari Sorong, Papua.
Berbeda dengan Westi, Angel (20) yang berasal dari Kalimantan tidak terlalu merasakan perbandingan harga yang terlalu signifikan. "Saya rasa tidak berbeda jauh biaya hidup antara tinggal di Semarang maupun Pontianak, kota di mana kampus asal saya berada. Tetapi ada beberapa bahan masakan yang memang harganya lebih murah di sini. Ada pula angkringan yang menyediakan makanan dengan harga yang murah seperti nasi kucing dan gorengan yang relatif lebih murah dibandingkan di Pontianak," tutur Angel saat diwawancara.
Pengalaman culture shock yang dialami oleh mahasiswa PMM Batch 4 di Udinus, khususnya dalam hal perbedaan biaya hidup antara Kota Semarang dengan kota asal mereka, menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Beberapa mahasiswa merasa biaya hidup di Semarang lebih terjangkau dibandingkan dengan daerah asal mereka, sementara yang lain melihat perbedaan harga yang tidak terlalu mencolok namun tetap merasakan keunikan Jawa Tengah.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman akademis di kampus lain, tetapi juga membuka wawasan mereka terhadap kebudayaan dan cara hidup yang berbeda. Mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, belajar menghargai perbedaan, dan mengembangkan kemampuan sosial mereka.
Dengan adanya program ini, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) telah memberikan kontribusi yang besar dalam mempertemukan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Pengalaman yang mereka dapatkan diharapkan bisa menjadi bekal berharga dalam menghadapi tantangan di masa depan. Semoga program ini terus berlanjut dan semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari kesempatan ini, sehingga tercipta generasi muda Indonesia yang lebih inklusif, toleran, dan siap bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H