Lihat ke Halaman Asli

Gelar Diskusi Ilmiah, Ampiqu NTB PTIQ-IIQ Jakarta Hadirkan Ketua Umum PC IPNU Kota Bima

Diperbarui: 9 Maret 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi kegiatan 

Asosiasi Mahasiswa pengkaji Ilmu Alquran (Ampiqu) menggelar diskusi ilmiah dengan tema "menapaki jejak sri sultan Muhammad Salahuddin". Agenda tersebut diselenggarakan pada 06 Februari 2024 pukul 19.00. Diskusi tersebut diselenggarakan di kafe afkar, Cireundeu, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan. 

Lingkar diskusi tersebut dihadiri oleh segenap pengurus dan anggota organisasi Ampiqu tidak terkecuali para senior dari organisasi tersebut. Selain itu, acara tersebut dihadiri juga oleh salah satu qori internasional Syamsuri Firdaus.

Diketahui bahwa narasumber dalam diskusi ilmiah tersebut bernama Zainul Muttaqin atau yang akrab disapa Gus Inul yang merupakan seorang putra dari pimpinan pondok pesantren Alquran Ash-Shiddiqiyah TGH M. Siddik H. Idris. Selain itu Gus Inul juga merupakan seorang ketua umum pimpinan cabang ikatan pelajar nahdlatul ulama (PC IPNU) kota Bima, Nusa Tenggara Barat. 

Dalam diskusi tersebut Gus Inul menjelaskan bahwa Sultan Muhammad Salahuddin merupakan sultan Bima ke-XIV. Sultan Muhammad Salahuddin merupakan sosok yang bergelar Ruma Makakidi Agama yang artinya adalah sosok pendiri atau penegak agama.

Sultan Muhammad Salahuddin merupakan tokoh yang menerima organisasi Nahdlatul Ulama di kota Bima saat itu, sehingga sosok sultan tersebut dinobatkan menjadi pengurus NU pertama di kota Bima pada tahun 1936, ungkap Gus Inul.

Selain itu, Gus Inul juga berharap agar diskusi ilmiah yang membahas tentang sejarah semacam ini senantiasa digalakkan. Salah satu tujuannya adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami sejarah daripada tokoh-tokoh penting di daerahnya masing-masing. 

Di samping itu, ketua umum Ampiqu Muharror Mahfudz juga sangat mengapresiasi agenda diskusi ilmiah tersebut, terlebih diskusi yang membahas tentang sejarah seorang tokoh-tokoh terdahulu yang berdedikasi tinggi untuk sebuah daerah ataupun negeri. Hal ini menjadi penting karena banyak dari kalangan mahasiswa masih buta akan sejarah, ungkap Muharror.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline