Saat mata dan hari menutup segala jumpa, apapun katanya aku tetap kenang dia dengan sebaiknya
Ia datang padaku bukan memintaku, tapi mengejek karena cintaku tak usai
meski begitu dengan mudahnya aku berlalu dalam jurang karena terjebak mencintainya
Saat pagi dia menyapa, setiap berlalu dia berpamit.
Aku tidak benci dia, seperti kekasihnya yang lain
karena aku tetap memilihnya, meski cintanya sudah habis
Hatiku tetap untuknya, walaupun hatinya bukan untukku
Aku masih menunggu
setelah wanita lain merampas matanya dariku
Lalu senja berlalu, sisa malam terbenam
Kata orang aku bodoh, padahal aku pandai