Lihat ke Halaman Asli

Kehidupan Mahasiswa PBI di Semester 6: "Seru Tapi Kadang Kerasa Berat"

Diperbarui: 22 April 2021   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Syafira Ladika Devi (20) (kiri) dan Kheisen Eiden (20) (kanan). (Foto: Syafira dan Kheisen)

Adat dipakai baru, pusaka dipakai usang, ilmu akan berguna selamanya, sedangkan harta duniawi akan musnah dimakan waktu, adalah pribahasa yang sesuai untuk mendeskripsikan dunia pendidikan. Pada era seperti sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan menjadi hal yang sebaiknya dirasakan oleh tiap masyarakat Indonesia. Namun, hadirnya Covid-19 mempengaruhi dunia secara mendalam sejak satu tahun yang lalu. Meski berat bagi masyarakat, kehidupan harus terus berjalan terutama bagi para mahasiswa yang semakin mendekati semester 'tua'. Lantas bagaimana aktifitas dan tanggapan mahasiswa semester enam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) terhadap kelanjutan semester genap ditahun 2021 ini?

Syafira Ladika Devi (20) menjabarkan perasaannya bahwa semester enam terasa luar biasa dibandingkan semester lima. "Iya, terkadang memang berat banget, terutama mata kuliah Research Methodology karena itu simulasi bikin skripsi". Wanita dengan nama panggilan Syafira ini juga sempat merasa takut jika ketinggalan satu kuis saja dimata kuliah tersebut, karena bisa sangat berpengaruh, jelasnya pada Senin (12/04). Kheisen Eiden (20) pun setuju bahwa Research Methodology terasa lebih berat dari mata kuliah yang lain, apalagi jika dilakukan secara online harus memerlukan pemahaman yang lebih dalam karena tidak bisa dibimbing secara langsung dengan dosen.

Semester enam memang sedikit menegangkan bagi mahasiswa, dikarenakan semester tersebutlah yang menjadi awal para mahasiswa untuk menyiapkan judul skripsi, lalu mempelajari bagaimana menulis hingga mencari data untuk penelitian individu. Ditambah lagi keadaan yang tidak memungkinkan untuk belajar tatap muka, meski beberapa mata kuliah sudah memulai perkuliahan tatap muka, namun mahasiswa yang online tetap terhitung lebih banyak daripada yang offline.

Seperti yang diungkapkan Mohammad Rian Alvin (21), ia lebih memilih perkuliahan offline untuk pemahaman materi karena memudahkan untuk menyanggah atau bertanya pada dosen, tanpa dibatasi dengan tombol mute. "Online kadang sedikit merepotkan karena sering terjadi kendala pada sinyal dan keluar dari meeting secara tiba-tiba", ujar Rian pada Senin (12/04). Muhammad Bill Fadli (20) juga sependapat bahwa ia akan merasa lebih nyaman melakukan konsultasi secara langsung, bukan secara online, ungkapnya pada Senin (12/04).

Potret Mohammad Rian Alvin (21) (kiri) dan Muhammad Bill Fadli (21) (kanan). (Foto: Rian dan Bill)

Rian yang dikenal dengan tubuh tinggi ini rupanya menikmati mata kuliah International Language Testing disemester enam. "Kalau pembelajaran tentang Test of English as a Foreign Language (TOEFL), aku lebih cepat paham daripada mata kuliah lainnya, ya meskipun paham bukan berarti dapat nilai bagus, sih", ujarnya. Berbeda dengan Syafira Ladika Devi (20), ia mengungkapkan bahwa Academic Presentation menjadi mata kuliah kesukaannya, "Kelasnya seru banget, gak terlalu menguras otak, cuma perlu teliti aja", jelas Syafira pada Senin (12/04). Nampaknya tiap mahasiswa memiliki mata kuliah kesukaan disemester enam, namun sedikit berbeda dengan Muhammad Bill Fadli (21). Lelaki berkumis tipis ini mengungkapkan bahwa dirinya tidak mempunyai mata kuliah kesukaan atau mata kuliah yang terasa berat, ia merasa semuanya biasa dan sama saja.

            Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) semester enam yang diwawancarai juga sempat menyampaikan pesan-pesan untuk mahasiswa PBI lainnya. "Tetap semangat, memang tidak mudah, jadi harus hati-hati kedepannya dan jalani semaksimal mungkin", ungkap Bill pada Senin (12/04). Kheisen Eiden (21) juga berharap semoga dirinya dan teman mahasiswa yang lain bisa tetap fokus untuk kuliah online maupun offline.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline