Lihat ke Halaman Asli

Hampir Satu Bulan ini..

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hampir satu bulan belakangan ini semua tampak terlihat jelas,,

Aku tinggal yang biasa di kontrakan ibu ku,, dengan ukuran 6 meter x 5 meter.. tanpa kamar untuk putri ku.  Dengan gorden hijau yang setiap sudut sisi kanan dan kiri masing masing hanya di kait kan dengan sebatang paku,, dengan cat tembok dinding rumah yang dilengkapi dengan peta ukiran bekas aliran air hujan yang bocor dari sisi atap rumah.

pintu pembatas kamar tidur dan kamar mandi ku juga multi fungsi,, selain sebagai pintu pembatas sekaligus merupakan langganan ku meletakkan handuk ku dan handuk putri  ku..

tak perlu di bahas untuk kamar mandinya,, pasti sudah bisa terbayang kan kondisi nya.

Aku bekerja pada perusahaan yang baru berkembang,, dengan fasilitas sebuah laptop dan jam kerja 10 - 11 jam perhari. Berkat dukungan akun akun sosial dan media komunikasi lain nya kami masih bisa dengan nyaman berhubungan sehinggga jarak bukan lah suatu penghalang bagi kami. Hampir setiap hari aku tak pernah absen di akun facebook ku agar bisa terus bisa berkomunikasi dengan nya. Dengan gaji di bawah UMR aku berusaha untuk tetap kuat dan bertahan,, hanya selama hampir 2 tahun ini aku dekat dengan seseorang.. hubungan jarak jauh. Meski begitu selama ini aku sangat menikmatinya..

Semua keadaan itu aku jalani tanpa perasaan prihatin dengan diri sendiri..oleh nya,, seseorang itu telah buat aku bisa menjalani hidup tanpa merasa ada kekurangan seakan semua baik baik saja.

Hampir satu bulan ini semua terlihat jelas..

putri ku berumur 5 tahun 10 bulan malam itu sakit, tak merengek dan tak rewel.. hanya badan nya panas dengan mata yang berkaca kaca terus memandangi ku..

tak banyak bicara hanya bertanya,, kenapa ibu ibu tak kerja hari ini..

karna aku sakit ya,, dengan enteng aku menjawab iya,, ibu sayang kamu nak..

Aku tak bisa berbuat apa apa hanya bisa ke warung dekat rumah membeli obat turun panas untuk anak yang harganya tak sampai 2ribu rupiah,, sembari minum obat nya putri ku terus memandangi ku..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline