Novel adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa naratif yang panjang, yang menceritakan suatu cerita fiktif dengan kompleksitas karakter dan alur cerita yang mendalam.
Novel juga memberi kesempatan kepada penulis untuk mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan, baik dari sisi batin k arakter maupun lingkungan eksternal mereka, dengan kedalaman detail yang lebih kaya dibandingkan dengan bentuk-bentuk sastra yang lebih singkat seperti cerpen. Beberapa unsur dalam karya-karya novel sering kali tidak memiliki hubungan langsung dengan alur cerita. Unsur inilah yang disebut sebagai unsur ekstrinsik novel.
Menurut Sri Sutarni dan sukardi dalam bukunya yang berjudul Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XI, menuliskan bahwa unsur ekstrinsik novel secara umum adalah unsur yang berasal dari luar karya tersebut.
Dengan demikian, unsur ekstrinsik tidak secara langsung terlibat dalam pembentukan suatu karya. Meskipun tidak termasuk dalam lingkup cerita, unsur ini dapat mempengaruhi dan memberikan warna pada unsur intrinsik.
Menurut Nurgiyantoro, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme dalam karya sastra. Unsur instrinsik merupakan pemahaman sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya satra atau teksnya. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Unsur ektrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Adapun unsur ekstrinsik dalam novel ini terkait dengan nilai religius, nilai sosial dan budaya, nilai moral, nilai kependidikan, dan nilai kepahlawanan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai unsur ekstrinsik pada novel ‘Anak Perawan Disarang Penyamun’ antara lain:
- Biografi Penulis
Sutan Takdir Alisyahbana adalah merupakan seorang sastrawan, budayawan, ahli Bahasa Indonesia, dan tokoh utama dalam pejuang gerakan Pujangga Baru. Sutan Takdir Alisjahbana adalah seorang tokoh asli Indonesia yang lahir di Natal, Tapanuli Selatan, di pantai barat Sumatera pada 11 Februari 1908. Ia berasal dari keturunan Minangkabau dari pihak ibu dan keturunan Jawa dari pihak ayah. Ayahnya, Raden Alisjahbana, adalah seorang sultan dan bekerja sebagai guru di Bengkulu (Suseno, 1998).
Peranan Sutan Takdir Alisyahbana dalam sastra, budaya, dan bahasa sangat besar. Salah satu karyanya yang mendapat sorotan masyarakat dan para peminat sastra yaitu Anak Perawan Disarang Penyamun.
Novel ini adalah salah satu karya Sutan Takdir Alisjahbana yang diterbitkan pada tahun 1940. Sebelum diterbitkan dalam bentuk buku, kisah ini pertama kali dimuat sebagai cerita bersambung di majalah Penindjauan pada tahun 1932. Novel ini sangat populer sehingga dicetak ulang berkali-kali dan bahkan diterbitkan dalam edisi bahasa Melayu di Malaysia pada tahun 1964.
Selain itu, novel ini juga diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada tahun 1962 oleh sutradara Usmar Ismail. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis desa cantik yang bernama Siti Rubiyah yang menggambarkan perjuangannya untuk bertahan hidup dan mempertahankan harga dirinya di tengah kondisi yang tidak menguntungkan. Sutan Takdir Alisjahbana menyoroti isu-isu sosial dan budaya yang ada pada masa itu, termasuk peran dan posisi perempuan dalam masyarakat.
- Nilai Moral