Lihat ke Halaman Asli

ELSA WULANDARI

Agriculture Engineering Universitas Jenderal Soedirman

Benarkah Relationship Dapat Melatih Kecerdasan Emosional?

Diperbarui: 10 Juni 2022   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penentu keberhasilan seseorang bukan hanya ditentukan oleh hardskill atau Inttelegence Quotient (IQ) yang dimiliki oleh seseorang. Satu hal yang tak kalah pentingnya yaitu kecerdasan emosional atau softskill, yang justru kurang mendapatkan perhatian. Dan pertanyaan yang cukup menggelitik adalah, "Kenapa tidak ada sekolah untuk kita dapat belajar dengan optimal terkait kecerdasan emosional?". Menurut Golleman (2000), sampai saat inipun belum terdapat alat untuk mengukur kecerdasan emosional seseorang secara tepat dan akurat, yang dapat diukur yaitu situasi dimana gejolak emosi yang dirasakan.

Kecerdasan emosional sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali emosi diri sendiri, orang lain, dan dapaat mengelola emosi baik untuk diri sendiri atau orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup banyak hal, salah satunya yaitu kebijaksanaan. Baik kebijaksanaan dalam menjalin hubungan dengan pasangan, teman atau keluarga dan lainnya.

Lantas, jika dalam Pendidikan tidak diberikan pembelajaran mengenai kecerdasan emosional secara langsung, kira-kira dimanakah kita dapat memperlajarinya?

In my opinion, salah satu jembatan yang dapat mengajarkannya yaitu melalui relationship. Cukup riskan memang Ketika berbicara mengenai relationship, karena tentunya akan ada pihak yang membenarkan dan Sebagian atau banyak pihak yang menolak. Namun, disini saya akan mengambil jalan tengah dan mengerucutkan mengenai hubungan kecerdasan emosi dengan relationship saja.

Jadi, Loh, kok bisa relathionship mengajarkan kecerdasan emosi? Pasalnya, menjalin hubungan dengan orang lain itu tidak mudah. Kasarannya begini, kita dengan ibu yang melahirkan kita dan merawat dari kecil hingga besar saja terkadang masih terdapat perseteruan, baik itu besar maupun kecil, masih pula terdapat banyak perbedaan pendapat. 

Apa lagi dengan orang baru, yang jelas masing-masing kepala memiliki pandangan, prinsip, dan jalannya masing-masing.

Secara alamiah, relationship dapat membantu mempelajari kecerdasan emosional (my opinion). Dimana dalam hubungan ini, kita dituntut untuk dapat mengerti, peka, menghargai, atau bahkan romantic yang diharapkan oleh Sebagian banyak orang.

Misalnya, dalam perkara salah satu pihak yang marah, dimana anda harus dapat menyikapinya dengan bijak, jikalau tidak, akan menambah rumit permasalahan. 

Kemudian, tanpa disadari, dalam proses menyikapi sikap tersebut, anda sudah melalui banyak hal, seperti halnya kemampuan untuk refleksi diri, mencoba utuk tenang, kemampuan memproses perasaan, mengenali diri, kemmapuan untuk berkomunikasi yang lebih baik lagi agar permasalahan dapat dicari solusinya dengan kepala jernih, dan kemampuan dalam mengendalikan ego.

Semua pembelajaran yang disebutkan diatas merupakan contoh-contoh dari kecerdasan emosional yang memang seharusnya dapat dipupuk dengan baik pada diri setiap individu. Semakin lama diterapkan, diolah dengan baik, dan digunakan pada waktu dan kondisi yang tepat, maka akan dapat meningkatkan kualitas kecerdasan emosional seseorang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline