Lihat ke Halaman Asli

ELSA WULANDARI

Agriculture Engineering Universitas Jenderal Soedirman

Period Shaming: Menstruasi Dianggap Tabu di Masyarakat

Diperbarui: 21 Maret 2022   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menstruasi.(Backgroundy/Shutterstock via kompas.com)

Banyak perempuan di Indonesia yang mengalami period shaming atau period poverty yang mana kesulitan dalam akses untuk mendapatkan produk kebutuhan menstruasi, fasilitas aman, serta pengetahan mengenai menstruasi.

Period shaming merupakan Tindakan yang membuat seseorang merasa malu akan menstruasi yang sedang dialaminya, yang mana menstruasi sudah ada sejak dahulu kala, yaitu sejak manusia pertama kali sadar dan paham akan konsep menstruasi tersebut. Period shaming disebabkan oleh kurangnya edukasi mengenai menstruasi serta kurangnya sosialisasi secara komprehensif di sekolah maupun lingkungan sosial. 

Pada bulan januari tahun 2018, menurut data dari nypost.com, bahwa terdapat sekitar 58% dari 1500 perempuan di US merasa malu akibat menstruasi, kemudian 42% dari mereka mengalami period shaming yang dilakukan oleh laki-laki. Sayangnya, mestruasi masih dianggap tabu oleh masyarakat, sehingga menimbulkan stigma buruk yang terjadi dan selalu diasosiasikan dengan menstruasi. 

Tidak hanya itu, kebanyakan orangpun masih malu dalam menyebut pembalut atau saat membeli pembalut. Padahal, itu semua adalah hal yang wajar dan terjadinya mesntruasi pada perempuan merupakan suatu proses yang 100% normal serta natural.

Period shaming bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, serta siapa saja perempuan dapat mengalaminya. Bahkan perbuatan period shaming sering tidak disadari oleh korban karena dianggap suatu hal lumrah dan banyak terjadi dilingkungan masyarakat.

Jadi, ada beberapa bentuk period shaming, yaitu yang pertama membicarakan atau mengucapkan menstruasi dengan kode, bahkan mungkin terdapat orang yang enggan atau sungkan untuk menyebut menstruasi.

Menstruasi dianggap sebagai hal tabu dan tidak untuk diperbincangkan, pada beberapa orang yang malu menyebut menstruasi akan menggunakan sebuah kode yang terkenal yaitu "dapet" tapa disadari dengan menyebutkan menstruasi dengan sebuah kode, menandakan bahwa kita merasa malu akan menstruasi, kemudian bentuk period shaming selanjutnya yaitu adanya perintah untuk menyembunyikan pembalut, bahkan masih banyak perempuan yang menyembunyikan pembalutnya saat akan ke toilet. 

Bentuk period shaming selanjutnya yaitu menjadikan bahan bercandaan pada perempuan yang sedang mengalami menstruasi dan terjadi perubahan hormon, sehingga dianggap lebih galak serta sensitive. 

Kalimat yang sering dilontarkan yaitu "Galak banget sih, sensitive banget sih, lagi mens ya?". Benar saja, saat menstruasi secara biologis emosi perempuan mengalami perubahan menjadi tidak menentu akibat level hormon yang tidak seimbang. Namun, hal tersebut juga tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadikan menstruasi sebagai bahan candaan. Selanjutnya, memandang sebelah mata pada perempuan yang sedang mengalami menstruasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline