Lihat ke Halaman Asli

Elsa Valent

Bukankah tulisan begitu menarik?

Puisi | Ayah, Pahlawan Pertama

Diperbarui: 1 Juni 2020   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unsplash.com /Derek Thomson

Sejauh nafas ini kutahu ayah adalah batu
Dalam perkataannya ia keras
Dalam tidurku ia menjaga dengan hangat
Satu yang selalu dapat kuandalkan

Aku masih asing dengan dunia ini
Apa yang kulakukan adalah menirumu
Bagaimana harus berlaku bijaksana
Bagaimana cara berjalan dan mengomel

Bersamanya terbang bebas menjelajah mimpi
Terbang dengan laju dan megahnya
Tutup mata dengan erat agar kering oleh angin
Tak perlu takut nanti jatuh ke bawah

Jauh sebelum aku mampu mengingat namaku sendiri
Sudah lebih dulu aku mengingat dan mengenal dirimu
Tanpa sosokmu yang menjadi panutanku akan goyah diriku
Langit-langit di mimpiku akan runtuh

Kitalah pemain yang menjelajahi batas-batas mimpi
Kita bermain-main di gumpalan awan-awan
Menyelami lautan di bawah kemilau matahari
Menghantarkannya kembali ke barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline